Jakarta (pilar.id) – CEO Yandex Arkady Volozh dijatuhi sanksi dari Uni Eropa karena dinilai dirinya membantu Rusia menyerang Ukraina.
Dikabarkan setelah dijatuhi sanksi Voloz langsung mengundurkan diri dari jabatannya. Yandex mengumumkan pengunduran diri Volozh pada Jumat (3/6) waktu setempat seperti dikutip dari Reuters, Senin (6/6/2022).
Uni Eropa menuduh Voloz membantu Rusia menyerang Ukraina secara “material dan finansial”.
Tuduhan Uni Eropa tersebut justru ditanggapi Volozh sebagai “salah alamat”. Meski pun ada sanksi, kata Volozh, dia menyerahkan pemungutan suara kepada direksi perusahaan.
Perusahaan Yandex tidak menjadi subjek sanksi Uni Eropa.
Sementara itu, perusahaan mesin pencari tersebut mengatakan pengunduran diri Volozh sama sekali tidak akan berpengaruh terhadap operasi, keadaan finansial dan hubungan mereka dengan mitra.
“Direksi terus berfungsi secara normal. Yandex memiliki tim manajemen yang kuat, yang mampu membawa perusahaan ini ke tingkat berikutnya dengan dukungan yang kuat dari dewan,” jelas Yandex.
Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari, mereka menyebut agresi tersebut sebagai “operasi militer khusus” untuk “denazifikasi” negara tetangga mereka. (Mia/din)