Jakarta (pilar.id) – Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Nasrullah Jasam, menegaskan pentingnya kepemilikan visa haji bagi jemaah yang akan melaksanakan wukuf di Arafah.
“Dokumen utama yang harus dimiliki jemaah haji adalah paspor dan visa haji. Bukan visa selain haji. Hal ini harus diingat oleh para jemaah yang akan melaksanakan haji,” ujar Nasrullah Jasam di Jakarta, Kamis (30/5/2024).
Selain paspor dan visa haji, mulai tahun ini, Arab Saudi juga memperkenalkan Smart Card. Kartu pintar ini berfungsi untuk mempermudah akses jemaah ke Arafah. “Jemaah yang akan masuk Arafah harus memiliki smart card. Untuk mendapatkan kartu ini, jemaah harus memiliki visa haji,” tambah Nasrullah.
Proses aktivasi smart card dilakukan secara bertahap oleh petugas Maktab dan kemudian dibagikan kepada jemaah. Kartu ini akan diperiksa saat jemaah memasuki wilayah mashaer, yang meliputi Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Nasrullah, yang juga menjabat sebagai Konsul Haji, menyampaikan bahwa saat ini sedang dilakukan pengetatan pemeriksaan dokumen jemaah. Pemeriksaan ini dilakukan oleh petugas Saudi di berbagai tempat, termasuk di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. “Pemeriksaan ini untuk memastikan bahwa jemaah yang bersangkutan memiliki visa haji,” jelasnya.
“Jemaah yang memiliki dokumen lengkap, yaitu paspor, visa haji, dan smart card, akan aman,” imbuh Nasrullah.
Pemeriksaan ketat juga dilakukan di pos pemeriksaan masuk kota Makkah. “Petugas memastikan bahwa jemaah yang masuk ke Makkah memiliki visa haji dan sopir yang membawa jemaah memiliki izin masuk ke Makkah,” tutup Nasrullah. (usm/hdl)