Mojokerto (pilar.id) – Sejauh ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki komitmen kuat untuk meletakkan sistem pendidikan berbasis keagamaan seperti yang ditemui di lingkungan pondok pesantren. Sistem ini menjadi bagian integral dalam mencetak kualitas SDM di Jatim.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat menghadiri Konferensi Internasional 2nd ICORcs di Intitut Pesantren KH. Abdul Chalim, Pacet, Mojokerto, Sabtu (12/11/2022).
“Pendidikan pesantren telah banyak berkontribusi menciptakan pemikiran pemikiran penting utamanya menjaga akidah, moral dan adab dalam berkehidupan bermasyarakat,” ungkap Emil.
Ia mengakui, sistem pendidikan berbasis pesantren di Jatim telah banyak melahirkan tokoh tokoh yang memiliki kualitas SDM dan dikenal hingga di kancah dunia.
“Sistem pendidikan di Ponpes yang terus berkembang menjadikan ponpes modern saat ini harus mampu menjawab tantangan dunia dengan tidak meninggalkan budaya atau kearifan lokal moral dan akhlak di dalamnya,” tambahnya.
Karena itu, kata Emil, Intitute Pesantren KH Abdul Chalim merupakan salah satu lembaga modern yang mampu menjawab tantangan dunia saat ini dengan pemikiran modern namun tidak meninggalkan moral maupun adab yang telah diwariskan selama menempuh pendidikan di pesantren.
“Jawa Timur ini dikenal banyak memiliki pondok pesantren modern yang mampu menjawab tantangan dunia namun tidak meninggalkan budaya atau kearifan lokal moral akhlak yang diwariskan selama menempuh pendidikan di Ponpes,” jelasnya.
Emil percaya, pendekatan spiritual berbasis keagamaan yang dilakukan di lingkungan pesantren juga turut menekan permasalahan kriminalitas maupun permasalahan sosial masyarakat yang tengah terjadi.
“Konfrensi internasional seperti ini yang mendatangkan pembicara dari Mesir, Sudan hingga Syiria serta dari berbagai negara akan menjadi suatu wadah yang baik untuk memperdalam kaidah ilmu keagamaan yang kemudian bisa di syiarkan dan disebarkan oleh seluruh civitas akademik di Institut Pesantren KH Abdul Chalim ini,” terangnya.
Mantan Bupati Trenggalek itu berkomitmen bahwa Pemprov Jatim akan terus mendorong keberadaan pesantren melalui kebijakan yang inklusif seperti bosda madin, beasiswa guru madin hingga prestasi di tingkat nasional seperti perhatian terhadap peningkatan kualitas Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) dan pendidikan Sains di tingkat madrasah terus ditingkatkan.
“Kami terus mendorong keberadaan pesantren melalui kebijakan inklusif. Bosda Madin, Beasiswa Guru hingga peningkatan MTQ yang berhasil menjadi juara umum tingkat nasional sampai Sains Madrasah terus didorong sebagai bentuk mencetak kualitas SDM di Jawa Timur,” tutupnya. (feb/hdl)