Kudus (www.pilar.id) – Sekilas, bangunan Museum Jenang Mubarok lebih mirip dengan pusat oleh-oleh. Tempat sebagian orang datang untuk berbelanja kue atau makanan khas, atau membeli souvenir khas daerah. Pandangan ini tidak salah.
Tapi begitu tiba di museum yang berdiri di Jalan Sunan Muria 33, Glantengan, Kudus, Jawa Tengah, Anda akan tahu. Ini bukan pusat belanja oleh-oleh semata. Di sudut, ada tangga naik menuju lantai dua. Dan berbekal tiket masuk seharga Rp 10 ribu, kita akan diajak menikmati nukilan sejarah Kota Kudus.
Tentang industri rokoknya, kue khas jenang, hingga batik dan rumah khas masyarakat Kudus di masa lampau. Semua tertata apikm bersih, dan sangat memanjakan mata.
Di beberapa sudut ada kisah-kisah yang disajikan dengan konsep seni etalase. Mulai dari potret pemimpin Kudus dari masa ke masa, hingga penjabaran filsafat GusJiGang yang bermakna kurang lebih bocah bagus budi pekerti, pinter ngaji, dan pinter dagang.
Setelah sempat ditutup pada masa pandemi Covid-19, 25 Agustus lalu, Museum Jenang kembali dibuka. Saat itu pembukaan kembali Wisata Edukasi Gusjigang Museum Jenang Mubarok karena Kudus sudah berada di PPKM level 2. Dan saat tim www.pilar.id mengunjungi tempat ini pada Selasa (26/10/2021), museum dibuka dengan pembatasan jumlah pengunjung dan penerapan protokol kesehatan yang ketat. (hdl)