Surabaya (pilar.id) – Sebagai bentuk kepedulian terhadap kekerasan anak, sekelompok pelajar dari SMA dan SMK di Surabaya dan Sidoarjo yang tergabung dalam SINAUSINEMA sukses mengadakan gala premiere film Surga Dalam Bingkai Kayu di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur.
Acara ini tidak hanya dihadiri oleh pejabat dan seniman, tetapi juga para orang tua dan pendukung yang berperan penting dalam kesuksesan produksi film tersebut.
Film ini diproduksi oleh 32 pelajar dari berbagai sekolah seperti SMKN 12 Surabaya, SMKN 1 Surabaya, SMAN 15 Surabaya, dan SMK ANTARKIKA 2 Sidoarjo selama liburan sekolah. Mereka menggunakan smartphone dalam pengambilan gambar dan audio, yang mereka sebut sebagai Cinemaxphone, dan berhasil mengelola produksi secara mandiri dengan dukungan mentor berpengalaman seperti Syarif Wajabae, Herman Cahyadi, Heirosay, dan Yasin Alraviri.
Surga Dalam Bingkai Kayu mengambil lokasi syuting di Bulak, Surabaya, dan Dapoer Oemoem Studio Aminoto Rungkut.
Film ini merupakan hasil kolaborasi banyak pihak, mulai dari penyediaan lokasi, konsumsi, hingga perangkat soundsystem. Heirosay, inisiator Sinau Sinema, berharap konsep gotong royong yang terbangun dapat menjadi stimulus positif bagi generasi muda.
“Kolaborasi ini harus tetap harmonis dan menjadi fondasi bagi pembelajaran dan berkarya yang bahagia,” ujar Heirosay.
Syarif Wajabae, produser film, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung, terutama para orang tua. “Dukungan mereka sangat berarti bagi kesuksesan kami,” katanya.
Mentor teknis, Herman Cahyadi, menekankan pentingnya kreativitas dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
“Kami terbiasa menciptakan solusi dari apa yang tersedia. Ini mendorong siswa untuk berinisiatif dan berkolaborasi,” jelasnya. Yasin Alraviri, mentor audio, juga mengapresiasi bakat para pelajar ini dalam merespon tantangan teknis.
Setelah pemutaran film, acara dilanjutkan dengan diskusi perlindungan anak yang menghadirkan pembicara seperti Linda Hartati, Fitroh Chumairoh, Afrian Arisandy, dan Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am. Diskusi ini memperkuat pesan film tentang pentingnya melindungi anak-anak dari kekerasan. (usm/hdl)