Surabaya (pilar.id) – Menerima pendidikan di dua universitas ternama adalah privilese yang langka bagi seorang mahasiswa. Gisela Keyla Mathea, wisudawan Fakultas Hukum Universitas Airlangga (UNAIR), berhasil meraih dua gelar sekaligus dari UNAIR dan Maastricht University dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hampir sempurna, yaitu 3,97.
Menghadapi dua sistem pendidikan yang sangat berbeda, Gisela harus beradaptasi dengan cepat. Namun, hal ini tidak mengurangi semangat belajarnya.
“Karena perbedaan sistem pendidikan, saya bergabung dengan grup studi bersama mahasiswa hukum Indonesia yang juga belajar di sana. Memiliki support system tempat saya bisa belajar bersama, sangat membantu saya menyesuaikan diri dengan metode belajar yang berbeda,” ujar Gisela.
Selama perkuliahan, selain mendapatkan ilmu akademik, Gisela juga meraih pengalaman baru yang tak terlupakan di Belanda. Ia mengamati bahwa warga lokal di sana cenderung blak-blakan dan terbuka, berbeda dengan budaya Indonesia.
“Sebagian warga lokal di sini terbiasa berbicara secara langsung dan sedikit keras. Berbeda dengan budaya di Indonesia, meskipun blak-blakan seperti di Surabaya, tetap menjunjung unggah-ungguh,” jelasnya.
Lingkungan yang Mendukung
Tak heran jika Gisela, yang berasal dari Kota Pahlawan, sangat fasih dalam berbahasa asing. Hal ini berkat pengenalan bahasa asing sejak kecil oleh keluarganya. Bahkan, dalam kehidupan sehari-hari, mereka menggunakan bilingual.
“Sejak kecil, saya sudah belajar di sekolah yang menggunakan International Baccalaureate (IB), yang mengharuskan kami memahami bahasa asing lebih awal. Di rumah pun, kami kadang mix Indo-English dalam berbicara setiap harinya,” tambah Gisela.
Gisela juga menyatakan bahwa selama menempuh studi S1, ia tidak fokus pada nilai atau angka tertentu, melainkan selalu berusaha memberikan yang terbaik di setiap semester. Dengan pendekatan ini, ia berhasil menikmati perkuliahan, meraih IPK memuaskan, dan menjadi wisudawan terbaik di Fakultas Hukum UNAIR. (ipl/hdl)