Sampang (pilar.id) – Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky – CNOOC Madura Limited (HCML), yang mengoperasikan Wilayah Kerja (WK) Madura Strait, berkomitmen kuat untuk mempertahankan peran utamanya sebagai produsen gas terbesar di Jawa Timur dan seluruh Indonesia ke depan.
Pada saat ini, produksi gas jualan HCML mencapai 250 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) dan merupakan yang terbesar di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“HCML, dengan tiga lapangan utama yakni lapangan BD, 2M (MDA-MBH), dan MAC, telah berhasil menjadi produsen gas terkemuka di wilayah ini, menyumbang sekitar 30% dari total produksi gas di Jawa Timur,” kata Redhata Rangkuti, WHP Superintendent Lapangan BD saat mengunjungi Lapangan Media SKK Migas – KKKS di Madura pada Rabu (1/11/2023).
Lapangan BD menghasilkan gas asam dan beracun H2S sekitar 4.500 ppm yang kemudian diolah di FPSO untuk menghasilkan gas yang siap dijual dan produk samping berupa belerang cair (Molten Sulphur).
Gas tersebut juga diproses untuk menghasilkan kondensat yang secara berkala diangkut melalui kapal tanker. Gas yang memenuhi spesifikasi dikirim ke Gas Metering Station (GMS) melalui pipa bawah laut sepanjang kurang lebih 53 Km dari BD Field Offshore ke GMS Pasuruan.
Lapangan BD mampu memproduksi sekitar 120 MMSCFD gas dan 6.000 BCPD kondensat. Berdasarkan data per 31 Oktober 2023, penjualan gas mencapai 110 MMSCFD.
Lapangan 2M (MBH dan MDA) memiliki kapasitas produksi gas sebesar 125 MMSCFD dengan penjualan gas mencapai 121 MMSCFD. Sementara itu, Lapangan MAC menghasilkan gas dengan kapasitas produksi sebesar 23 MMSCFD dan penjualan gas mencapai 19 MMSCFD berdasarkan data per 31 Oktober 2023.
Dengan tiga lapangan utama dan rencana pengembangan lapangan-lapangan baru, HCML berharap dapat meningkatkan produksi gasnya dan berkontribusi dalam pertumbuhan berbagai industri di Jawa Timur. Redhata menyatakan, “Kami berharap melalui 3 lapangan yang ada dapat mendorong pertumbuhan berbagai industri di Jawa Timur dalam menyerap potensi suplai gas dari HCML. Seperti kita ketahui dalam beberapa waktu mendatang akan ada beberapa pengembangan industri di Jawa Timur.”
Selain menjadi pemasok gas bumi, HCML juga berhasil mengolah residu gas bumi menjadi belerang cair (Molten Sulphur). Lapangan BD merupakan fasilitas lepas pantai pertama di Asia yang menghasilkan belerang cair dan melakukan pembongkaran belerang cair, setelah melakukan pemuatan belerang cair untuk pertama kali pada tahun 2017.
“FPSO di lapangan BD HCML memiliki teknologi unit pemrosesan gas, dehidrasi gas, stabilisasi kondensat, dan unit pemulihan belerang yang menjadikannya FPSO pertama dengan unit pemulihan belerang,” tambah Redhata.
HCML juga tengah merencanakan pengembangan dua lapangan baru, yakni Lapangan MDK yang dijadwalkan onstream pada kuartal 3 tahun 2024, dan Lapangan MBF yang saat ini memasuki tahap Front End Engineering Design (FEED) menuju tahap pengajuan Plan of Development (POD) dengan rencana onstream pada kuartal 4 tahun 2025.
“HCML akan terus berupaya untuk mengembangkan lapangan-lapangan gas baru guna memaksimalkan pemanfaatan gas bumi di Indonesia dan mendukung pencapaian produksi gas sebesar 12 BSFD (miliar standar kaki kubik per hari) pada tahun 2030 sesuai target SKK Migas,” tutup Redhata. (hdl)