Jakarta (pilar.id) – PT Hero Global Investment Tbk (HGII), perusahaan energi baru terbarukan di Indonesia, akan melaksanakan penawaran umum saham perdana (IPO).
Dengan harga saham Rp 200 hingga Rp 230 per lembar, HGII menargetkan dana segar hingga Rp 299 miliar yang akan digunakan untuk ekspansi bisnis energi terbarukan.
Sebagai bagian dari strategi mendukung transisi energi hijau nasional, HGII mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Parmonangan-1 dan Parmonangan-2 di Sumatra Utara, dengan total kapasitas 19 megawatt (MW). Kedua pembangkit ini dikelola melalui perjanjian jual beli listrik dengan PT PLN (Persero).
Direktur Utama HGII, Robin Sunyoto, menegaskan bahwa IPO adalah langkah penting untuk memperluas kapasitas energi ramah lingkungan dan mendukung target pemerintah mencapai net zero emission (NZE) pada 2060. “Kami berkomitmen untuk mengelola pembangkit energi baru terbarukan hingga 100 MW pada tahun 2031,” ujarnya, Rabu (18/12/2024).
HGII menawarkan maksimal 1,3 miliar lembar saham atau setara 20 persen dari modal yang ditempatkan. Masa penawaran awal (book building) berlangsung dari 18 hingga 23 Desember 2024, sementara masa penawaran umum dijadwalkan pada 3–7 Januari 2025. Saham HGII akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Januari 2025.
Ekspansi Energi Hijau
Sebesar 66 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 25 MW di Sumatra Utara, sementara 31 persen akan dialokasikan untuk pembangunan PLTM dengan kapasitas 10 MW.
Sisanya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja, termasuk studi awal proyek energi baru terbarukan seperti biomassa, biogas, dan surya.
HGII juga memiliki rencana ambisius dengan pipeline proyek energi terbarukan yang mencakup hidro (58 MW), biomassa (8 MW), biogas (6 MW), dan tenaga surya (10 MW).
Menurut data Kementerian ESDM semester II/2024, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sebesar 3.687 gigawatt (GW), tetapi pemanfaatannya baru mencapai 0,3 persen. Potensi terbesar adalah tenaga surya (3.294 GW), diikuti tenaga angin (155 GW), tenaga hidro (95 GW), dan bioenergi (57 GW).
Dengan potensi ini, HGII optimistis dapat memainkan peran utama dalam pengembangan energi hijau di Indonesia. Robin menambahkan, “Kami percaya IPO ini adalah langkah strategis untuk menjadikan HGII pemimpin di sektor energi terbarukan, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.” (usm/hdl)