Jakarta (pilar.id) – Pemerintah tengah merampungkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2024–2034 yang dijadwalkan selesai pada Januari 2025.
Dalam rencana tersebut, PLN menargetkan penambahan kapasitas listrik sebesar 71.000 megawatt (MW), dengan fokus utama pada energi baru terbarukan (EBT) untuk mendukung bauran energi bersih menuju Net Zero Emission 2060.
PT Hero Global Investment Tbk. (HGII), calon emiten sektor EBT, mendukung langkah ini melalui penawaran umum perdana saham (IPO) yang berlangsung 3–7 Januari 2025 dengan harga Rp 200 per saham. HGII akan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 9 Januari 2025.
Fokus pada Pembangkit EBT
Robin Sunyoto, Presiden Direktur HGII, menjelaskan bahwa dana IPO sebesar Rp 260 miliar akan digunakan untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 25 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 MW di Sumatra Utara.
“Konstruksi kedua pembangkit ini akan dimulai pada 2026 dan ditargetkan beroperasi komersial pada 2028. Selain itu, kami berencana mengelola total kapasitas pembangkit hijau hingga 100 MW pada 2031 dengan ekspansi ke biomassa, biogas, dan tenaga surya,” ungkap Robin, Senin (6/1/2025).
HGII mendapat dukungan strategis dari Shikoku Electric Power Co., Inc. (Yonden), perusahaan energi Jepang yang akan mengakuisisi 25 persen saham HGII setelah IPO. Dengan komposisi kepemilikan saham pasca-IPO, pendiri HGII akan memegang 55 persen saham, Yonden 25 persen, dan publik 20 persen.
Yonden, perusahaan yang tercatat di Tokyo Stock Exchange (kode TYO:9507), memiliki portofolio pembangkit listrik sebesar 5.332 MW yang bersumber dari hidro, thermal, nuklir, dan surya. Hingga Maret 2024, Yonden mencatat total aset senilai 167 triliun rupiah dengan pendapatan operasional sebesar 81 triliun rupiah.
Kolaborasi untuk Energi Terbarukan
Investasi ini menjadi langkah pertama Yonden di Indonesia setelah kesuksesannya berinvestasi di Oman, Qatar, Chile, dan negara lainnya. Dukungan teknis dari Yonden diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan EBT HGII.
“Kolaborasi ini memberikan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan stabilitas pembangkit listrik HGII. Pengalaman Yonden dalam konstruksi dan operasi pembangkit akan menjadi aset penting,” ujar Robin.
HGII berkomitmen untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendorong transisi energi dan merealisasikan bauran energi bersih melalui pengembangan EBT di Indonesia. (usm/hdl)