Semarang (pilar.id) – Komitmen Jawa Tengah (Jateng) dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sangat kuat. Hal ini terbukti dari total 8.500 desa dan kelurahan, 2.353 desa di antaranya merupakan desa mandiri energi.
Kesuksesan ini, membuat secara khusus, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo diundang Institute for Essentiol Services Reform (IESR) sebagai salah satu co-chair Civil20 (C20 Indonesia), untuk membagikan keberhasilan pengembangan EBT dalam rangkaian acara G20 side event dan Energy Transition Working Group (ETWG) Meeting di Bali, beberapa waktu lalu.
Banyaknya potensi yang dapat dioptimalkan, membuat Jateng menjadi percontohan pengembangan energi baru dan terbarukan nasional. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut beragam potensi tersebut antara lain, panas matahari, panas bumi, sampah, angin dan air yang tersebar di Jateng.
“Ya, kita sudah memulai. Kita mencoba mencari kekuatan lokal dan partisipasi dari masyarakat, untuk jalan pelan-pelan meskipun kecil. Beberapa desa sudah jalan bagus, dan yang paling penting masyarakat bisa mandiri energi,” ucap Ganjar, Selasa (15/11/2022).
Sementara, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan pihaknya berkomitmen terus melakukan upaya transisi energi baru dan terbarukan dengan memanfaatkan juga energi non-listrik seperti biodiesel, biogas, biomasa dan gas rawa (biogenic shallow gas).
“Hingga tahun 2021, bauran energi di Jateng mencapai 13,38%. Dari 2.353 desa mandiri energi, terdiri atas 2.167 desa mandiri energi inisiatif, 160 desa mandiri energi berkembang dan 26 desa mandiri mapan,” jelasnya.
Jateng, lanjut Sujarwanto juga mengalokasikan anggaran untuk mendukung pengembangan EBT yang berhasil memberikan beragam manfaat. Antaranya, biaya sistem kelistrikan yang lebih murah, diversifikasi ekonomi, dan pengembangan industri baru.
“Selain itu juga bisa memunculkan lapangan kerja hijau, perbaikan kualitas udara, tanah, dan air, serta penurunan biaya kesehatan. Di Jateng ini, sebenarnya sudah terlihat peran seluruh masyarakat dalam transisi energi secara mandiri. Hal ini terefleksi dari kegiatan Jelajah Energi yang dilaksanakan untuk kali kedua dalam tahun 2022,” katanya. (riz/hdl)