Surabaya (pilar.id) – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus menguatkan komitmennya dalam mewujudkan transisi energi dengan meluncurkan proyek inovatif.
Kali ini, dengan dukungan dana dari Innovate UK, ITS bersama Cranfield University, Universitas Pattimura (Unpatti), Orela Shipyard, PT Gerbang Multindo Nusantara, Achelous Energy Ltd, dan HelioRec meluncurkan purwarupa struktur apung pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) laut pertama di Indonesia, yang diberi nama Solar2Wave, di Galeri Riset dan Inovasi Teknologi (GRIT) ITS.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng menegaskan bahwa pengembangan PLTS apung di Indonesia masih terbatas pada skala danau atau waduk. Untuk memperluas area jangkauan pemanfaatan PLTS, ITS memperkenalkan konsep penggunaan PLTS apung di laut. “Karena itu, untuk memaksimalkan potensi serta dampak dari PLTS apung ini, luas aplikasinya kita perluas menjadi di laut,” ujar Prof Ashari di Surabaya.
Meski memiliki potensi luas, pengembangan PLTS apung di laut memiliki tantangan tersendiri, terutama dari besarnya gelombang laut yang dapat merusak panel surya. Untuk mengatasi hal ini, Solar2Wave hadir dengan solusi yang efektif.
Ketua tim peneliti Solar2Wave Indonesia Prof Dr I Ketut Aria Pria Utama MSc menjelaskan bahwa Solar2Wave merupakan proyek pengembangan kawasan panel surya apung yang dilengkapi dengan sistem terpadu untuk mengatasi masalah gelombang. Kawasan panel surya pada Solar2Wave dilengkapi dengan floater dan dikelilingi oleh breakwater yang mampu meminimalisasi adanya hantaman gelombang pada panel surya apung.
Purwarupa yang dikembangkan terdiri dari enam panel surya berjenis monocrystalline dan polycrystalline dengan kapasitas total 600 Watt. Solar2Wave juga dilengkapi sistem penyimpanan energi dalam baterai berkapasitas 12 Volt dengan tegangan 65 AH. “Kubus apung yang digunakan juga telah tersertifikasi dan tahan terhadap sinar ultraviolet, anti korosi dari air laut, bahan kimia, serta minyak,” tambahnya.
Setelah berhasil mengembangkan purwarupa di wilayah galangan kapal Orela di Gresik, pilot project riset Solar2Wave ini akan dikembangkan di wilayah Gili Ketapang, Probolinggo, Jawa Timur. Proyek ini diproyeksikan mampu mereduksi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar diesel.
Di tahap awal, riset Solar2Wave menerima pendanaan sebesar 300 ribu Poundsterling dari Innovate UK. Untuk riset lanjutan, proyek ini akan mendapatkan pendanaan sebesar 500 ribu Poundsterling. “Ke depannya, mitra dalam riset juga akan bertambah khususnya dari pihak pemerintah,” ungkap Prof I Kap.
Rektor Unpatti Prof Dr Fredy Leiwakabessy MPd menyambut baik realisasi proyek ini sebagai pemanfaatan potensi laut Indonesia dalam upaya pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat, terutama di Maluku. Fredy optimistis proyek ini akan meningkatkan aksesibilitas masyarakat di berbagai sektor untuk memenuhi kebutuhan yang optimal. (ipl/hdl)