Jakarta (pilar.id) – Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menilai, Analog Switch Off (ASO) atau peralihan dari TV analog ke TV digital yang sedang digulirkan oleh pemerintah memberikan impresi yang kurang tepat. Hal itu membuat seakan-akan spektrum digital lebih baik dari spektrum analog.
Di dalam dunia nyata, baik dunia fotografi (warna), dunia musik (suara) dan pengaturan waktu spektrum digital tidak akan pernah bisa mengalahkan atau menyamai spektrum analog.
“Sebabnya simpel, spektrum digital adalah buatan manusia yang berbasiskan binari dan dibatasi oleh banyaknya jumlah transistor yang mengaturnya dan spektrum analog adalah dunia nyata yang memiliki spektrum antara yang tidak terbatas,” kata Alfons dalam keterangannya, Kamis (10/11/2022).
Ia menjelaskan mengapa produk elektronik digital lebih populer daripada produk elektronik analog dan dalam dunia penyiaran. Hal ini karena spektrum digital lebih handal dan efisien dibandingkan spektrum analog, sebaliknya spektrum analog mengkonsumsi frekuensi yang terlalu luas yang kurang diperlukan dan karena frekuensi adalah sumber daya yang terbatas dan pemborosan penggunaan frekuensi tentu mengakibatkan kerugian yang sangat besar dan harus dihindari.
Oleh karena itu, menurut dia, analog adalah kesempurnaan. Dalam dunia warna, kelihatannya warna di layar komputer ini sangat banyak dan terkadang sangat sulit bagi kita memilih pilihan warna yang tersedia.
Namun fakta sebenarnya adalah warna yang terkandung dan dapat ditampilkan komputer konvensional saat ini hanya terbatas 16.777.216 warna. Angka tersebut didapatkan dari 256 pangkat 3 yang merupakan perkalian dari 3 warna dasar Red Green Blue (RGB) di komputer yang masing-masing variasinya terbatas “hanya” 256 gradasi.
Sebab, komputer yang saat ini digunakan menggunakan sistem binari 00000000 sampai 11111111 dan angka desimal yang dihasilkan adalah 0-255, sehingga ada 256 level warna yang tersedia untuk setiap warna dasar.
“Lalu di dunia nyata, apakah warna yang ada hanya terbatas 16.777.216? Jelas tidak, dan hal ini menunjukkan secara ideal spektrum analog tidak terbatas dan merupakan spektrum sempurna yang sangat sulit atau hampir mustahil dapat disamai oleh spektrum digital,” ujarnya.
Walaupun secara ideal sinyal analog memiliki spektrum lebih luas daripada sinyal digital, namun dalam dunia penyiaran spektrum yang lebih tersebut tidak diperlukan dan terkadang mengganggu.
Berbeda dengan menikmati lagu audiophile yang ingin mendapatkan detail suara seotentik mungkin, banyaknya spektrum analog ini malah mengakibatkan pemborosan frekuensi dan malah mengganggu kualitas siaran itu sendiri.
Justru keterbatasan digital ini malah memberikan kenikmatan dalam penyajian konten yang lebih efisien karena kelebihan spektrum dalam gelombang analog memberikan efek yang kurang menyenangkan dalam menangkap siaran TV seperti berbayang atau bintik-bintik.
Bayangkan anda menonton Piala Dunia antara Iran vs Inggris karena sinyal analog yang spektrumnya luas dan berhasil ditangkap antena mengakibatkan pemain bola dan bolanya menjadi banyak.
“Selain itu, transmisi sinyal digital membutuhkan bandwidth yang lebih kecil dibandingkan sinyal analog dimana satu channel analog yang sama dapat digunakan untuk transmisi 4 atau lebih channel digital,” kata dia.
Pemerintah dan ekosistem pertelevisian Indonesia telah menakjubkan peralihan siaran televisi analog ke digital tepat pikul 00.00 WIB, Kamis (3/11/2022). Peralihan tersebut merupakan kinerja seluruh pihak yang telah melaksanakannya dengan baik.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, mendorong kerja sama ekosistem pertelevisian di Tanah Air untuk mengembangkan layanan terbaik bagi masyrakat.
“Akhirnya malam ini kita dapat memulai hal yang baru dalam sejarah dan perjalanan pertelevisian nasional Indonesia. Kepada semua sahabat, baik di lembaga pemerintah pusat dan daerah, pemilik dan pimpinan media televisi nasional, akhirnya Indonesia bisa memasuki era digital broadcasting,” kata Johnny.
Dia menegaskan, pelaksanaan ASO sebagai amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Secara khusus, ia menyatakan, pemerintah mengharapkan pelaksanaan ASO dapat menumbuhkan industri penyiaran televisi nasional.
“Untuk memajukan pertelevisian nasional kita, untuk memastikan industri ini tetap hidup berdampingan, konvergensi yang memadai seperti yang kita harapkan dengan media-media baru, yang juga bertumbuh pesat di Indonesia,” ujarnya. (her/din)