Kuburaya (Pilar.id) – Gubernur Kalimantan Barat meresmikan Jembatan Korek-Pasak di Desa Korek, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Minggu (8/1).
Pembangunan jembatan dimulai sejak tahun 2019 hingga 2022. Pembangunannya memakan biaya sebesar Rp34,2 miliar. Adanya jembatan ini membuka akses bagi enam desa di wilayah tersebut lantaran cukup terisolir dari wilayah lainnya. Sebelum ada jembatan, akses penghubung bagi masyarakat menggunakan penyeberangan motor air.
“Enam desa inikan terisolir padahal wilayahnya cukup luas wilayahnya dan saya potensinya sangat bagus. Disini juga banyak pesantren sehingga mobilitas masyarakat cukup tinggi. Dengan adanya jembatan ini, semoga warga sekitar bisa merasakan kemudahan infrastruktur untuk mobilitas mereka,” kata Sutarmidji saat peresmian.
Ia berharap pembangunan jembatan itu bisa membantu penambahan Penghasilan Asli Daerah (PAD) bagi Pemerintah Kabupaten Kubu Raya. Misalnya harga jual tanah milik warga sekitar yang meningkat, sehingga pemerintah kabupaten dapat memperoleh dampak positif dari kenaikan harga tersebut.
“Bayangkan jika enam desa terbuka dari terisolirnya, harga tanah yang dimiliki warga jadi naik luar biasa. Kemudian Pemkab Kubu Raya dapat BPHTB. Investasi Rp34 Miliar lebih ini akan kembali ketika transaksi jual beli tanah masyarakat dilakukan, sehingga bayar BPHTB dan PADnya meningkat. Jadi kalau pemerintah kabupaten ingin meningkatkan PADnya gampang sekali, buka keterisoliran dan investasi akan berjalan, itu pasti. Begitu jalan jadi maka tanah itu akan naik, setahun bisa berkali-kali lipat,” terang Sutarmidji.
Sutarmidji bercerita saat berkunjung melihat kondisi jembatan yang belum dibangun. Saat itu jalan menuju jembatan lebarnya tak lebih dari 30 centimeter. Jalan itu menjadi akses yang sering dilalui masyarakat setempat.
“Pertama datang ke sini, saya menggunakan motor, jalannya cuman selebar 20 – 30 centimeter. Kemudian baru menyebrang ke sungai pakai perahu klotok. Sehingga dianggarkan pembangunan jembatan untuk membuka keterisoliran enam desa yang berada di dalamnya. Saya yakin tak lama lagi desa-desa ini akan berkembang, perekonomian akan tumbuh pesat, tentunya nilai aset masyarakat akan semakin meningkat,” harap Sutarmidji.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kalimantan Barat Iskandar Zulkarnain menyebutkan enam desa yang terhubung dengan adanya Jembatan Korek itu di antaranya Desa Korek, Desa Simpang Kanan, Desa Pugung, Desa Bengkarek, Desa Pasak dan Desa Pasak Piang.
“Sebelum adanya Jembatan Korek, masyarakat di enam desa tersebut melakukan interaksi sosial ekonomi menggunakan sarana transportasi air yaitu motor air biasa disebut dengan motor klotok dan sampan bermesin, ”kata Iskandar.
Pembangunan jembatan itu, kata Iskandar Zulkarnain menelan anggaran Rp34 miliar lebih yang dilakukan secara bertahap (Multiyears) dengan menggunakan APBD Provinsi Kalbar. Tahap pertama, kata Iskandar, dilaksanakan pada tahun 2019 dengan nilai anggaran sebesar Rp10.26 miliar. Dihadapkan dengan Pandemi Covid-19, tahap keduanya baru dapat dilaksanakan pada tahun 2021 dengan anggaran sebesar Rp22,049 miliar. Tahun terakhir Rp1,9 miliar.
Dirinya menambahkan, konstruksi Jembatan Korek memiliki panjang sekitar 285 meter dengan lebar efektif 6 meter. Secara fungsional, kata Iskandar, jembatan sudah dapat dimanfaatkan masyarakat di sekitarnya. Manfaat dengan adanya jembatan tersebut pun lanjut Iskandar, sangat dirasakan masyarakat sekitar terlebih disaat merayakan hari raya.
“Pada saat kunjungan lapangan, Bapak Gubernur memerintahkan kepada kami untuk segera melakukan kegiatan finishing atau merapikan pekerjaan, menuntaskan pekerjaan sampai kepada pengaspalan, pengecatan, dan lainnya. Nah, saya juga mengingatkan kepada masyarakat apabila ada program pemerintah untuk tidak ragu melepaskan asetnya untuk pembangunan, karena nanti jika infrastrukturnya sudah terbangun maka nilai aset yang dimiliki akan terdampak (meningkat),” jelas Iskandar.
Hasan, Warga Desa Pasak mengungkapkan adanya pembangunan Jembatan Korek-Pasak ini sangat membantu dirinya untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang bekerja sebagai petani.
“Alhamdulillah sudah dibangun jembatan ini, kami sangat berterimakasih kepada pemerintah. Sekarang kami tidak perlu menunggu lama lagi untuk menyebrang ke rumah kami,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Mukhlis, warga sekitar yang merasakan dampak positif terhadap pembangunan jembatan tersebut.
“Terima kasih banyak sudah dibangunkan jembatan ini, saya bisa mengangkut hasil kebun untuk dijual ke pasar. Sayur saya jadi tidak layu lagi karena nunggu antrian saat mau menyebrang, makasih banyak Pak Gubernur,” kata Mukhlis. (din)