Surabaya (pilar.id) – Lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi di Singapura, memicu kekhawatiran di negara-negara tetangga termasuk Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Singapura, sebanyak 25.900 kasus baru tercatat sejak awal hingga pertengahan Mei. Peningkatan ini disebabkan oleh varian baru Covid-19, seperti JN.1 dan KP.1/KP.2 yang merupakan turunan dari BA.2.86, yang meskipun lebih mudah menular, tidak menunjukkan tingkat keparahan yang lebih tinggi.
Dosen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Kurnia Dwi Artanti dr MKes, menyoroti bahwa mobilitas penduduk dan aktivitas masyarakat yang tinggi dapat meningkatkan risiko penularan Covid-19 di Indonesia. “Ketika mobilitas dan aktivitas masyarakat tinggi, maka interaksi dan kontak antarindividu pun meningkat, sehingga peluang penyebaran droplet yang terkontaminasi virus Covid-19 pun semakin besar,” jelas Kurnia.
Indonesia, dengan kedekatan geografisnya dengan Singapura, perlu tetap waspada. Interaksi dan aktivitas masyarakat yang intens antara kedua negara dapat menjadi faktor utama dalam peningkatan potensi penularan. “Mobilitas penduduk dan perjalanan antarnegara yang tinggi bisa membuka peluang penyebaran virus melalui droplet atau kontak fisik,” tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi, Kurnia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama dengan menggunakan masker di tempat-tempat berisiko tinggi seperti rumah sakit, fasilitas perawatan kesehatan, serta transportasi umum. “Meskipun penggunaan masker tidak lagi diwajibkan, hal ini dapat masuk dalam kategori pencegahan sekunder, yaitu self protection atau perlindungan diri sendiri,” katanya.
Selain itu, Kurnia menyarankan agar pemerintah Indonesia memperkuat sistem kesehatan untuk mencegah penularan lebih lanjut. “Hal tersebut penting untuk dilakukan, meskipun kita telah melakukan penyesuaian sistem kesehatan dan respons publik untuk mengelola situasi lebih efektif daripada saat awal pandemi,” tuturnya.
Terakhir, Kurnia menegaskan pentingnya vaksinasi sebagai pertahanan utama melawan Covid-19. Ia mendorong masyarakat, terutama kelompok rentan, untuk segera melengkapi vaksinasi mereka. “Vaksinasi perlu digalakkan untuk memastikan perlindungan maksimal bagi seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya. (usm/hdl)