Pilar.IDPilar.ID
  • Pilar Kini
  • Pilar Ekonomi
  • Pilar Olahraga
  • Pilar Gaya
  • Pilar Budaya
  • Pilar Visual
  • Pilar Muda
  • Pilar Wanita
  • Pilar Khas
  • Indeks
Facebook Instagram YouTube
TRENDING
  • Daftar Jurusan di Politeknik PU Semarang, PTN Pertama Rintisan Kementerian PUPR
  • Jadwal Seleksi dan Pendaftaran Mahasiswa Baru Politeknik PU Semarang 2023/2024
  • Strategi Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
  • Aktivitas Gunung Merapi: Terjadi 25 Guguran Lava Pijar
  • Kemenparekraf Luncurkan E-Booklet Mudik Jelajah Masjid
  • Tips Memotivasi Diri untuk Beribadah Saat Ramadan
  • Ribuan Pakaian Bekas Senilai Rp80 Miliar Dimusnahkan
  • Buruan Klaim Kode Redeem FF 29 Maret 2023 Sebelum Ganti Bulan, Dapatkan Bundle Menarik
Facebook Instagram YouTube Twitter TikTok RSS
pilar pemilu
Pilar.IDPilar.ID
  • Pilar Kini
  • Pilar Ekonomi
  • Pilar Olahraga
  • Pilar Gaya
  • Pilar Budaya
  • Pilar Visual
  • Pilar Muda
  • Lainnya
    • Pilar Pemilu
    • Pilar Khas
    • Pilar Bola
    • Pilar Jakarta
    • Pilar Jatim
    • Pilar Wanita
    • Indeks
Pilar.IDPilar.ID
Home»Peristiwa»Kata Pakar Soal Merebaknya Virus Flu Burung
Peristiwa

Kata Pakar Soal Merebaknya Virus Flu Burung

Dina Prihatini13 Maret 2023 18:00 WIB
Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp
Arsip--Petugas kesehatan membasmi kuman pada sebuah kendaraan untuk mencegah penyebaran flu burung di Pohang, Korea Selatan, Senin (19/12/2016). (Foto : Antara)

Jakarta (pilar.id) – Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Prof Chairul Anwar Nidom mengatakan, munculnya virus flu burung akhir-akhir ini merupakan peristiwa alamiah. Untuk bertahan hidup sebuah virus harus mencari inang agar bisa mendapatkan energi. Hal ini dilakukan virus agar bisa memperbanyak diri.

“Kalau sakit berarti inang tidak siap didatangi virus,” kata Prof Nidom, Senin (13/3/2023).

Virus yang menginfeksi ayam ini dapat mengakibatkan kematian pada ayam dengan persentase hingga 100 persen. Meski demikian, belum ada bukti penelitian bahwa virus ini dapat menular antar manusia.

“Sampai saat ini belum ada fakta yang mengatakan bahwa ini (virus flu burung, red) bisa menular sesama manusia,” ujar Guru Besar Biologi Molekuler Virus Unair itu.

Meski merupakan virus yang berbahaya, Prof Nidom mengatakan, masyarakat tak khawatir mengonsumsi produk unggas baik daging maupun telur. Sebab, virus flu burung dapat mati akibat pemanasan. “Sebelum dijual, ayam itu ada proses pencabutan bulu. Saat pencabutan bulu ayam dilakukan pemanasan dengan air suhu 56 sampai 60 derajat celcius, itu virus sudah mati,” jelasnya.

Virus ini akan tetap ada saat ayam dalam keadaan hidup. Karena itu, masyarakat diminta tidak mendekati kerumunan ayam yang punya potensi membawa virus.

Sementara itu, produk telur juga tak perlu dihindari karena tidak memiliki potensi menularkan virus. “Selain kulit telur, di dalam telur itu ada selaput tipis berwarna putih yang menjadi penyaring semua mikroba dari luar,” ungkapnya.

Baca Juga  Dalam Enam Bulan Terakhir, Kasus Flu Burung Dikonfirmasi Korsel di Peternakan Bebek

Prof Nidom menyarankan masyarakat untuk membeli ayam potong yang biasa dijual di pasar dibanding ayam dalam keadaan hidup. “Jangan kemudian membeli ayam hidup dan dipotong sendiri itu banyak risiko. Lebih baik beli yang sudah dipotong atau di warung yang sudah matang,” kata dia.

Virus flu burung menular melalui hidung, mulut, dan mata. Penggunaan masker dapat menjadi cara untuk mencegah penularan virus ini. Meski saat ini angka kejadian Covid-19 tidak seganas dulu, Prof Nidom meminta agar kebiasaan menggunakan masker jangan dihilangkan.

“Dengan menggunakan masker maka semua material baik virus, debu, dan sebagainya bisa dihalangi oleh masker. Peluang virus flu burung masuk ke tubuh lebih kecil,” terangnya.

Cara lainnya, selalu menjaga kesehatan. Jika tubuh manusia memiliki kekebalan yang baik, maka dapat mengurangi akibat buruk infeksi virus. “Jangan takut untuk menghadapi makhluk hidup (virus, red). Kalau takut bisa stres dan imun turun. Ini yang bisa menyebabkan berkembangnya virus menjadi berbahaya,” kata Prof Nidom. (ach/din)

Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Arsip Pilar.id

 
 
Flu Burung Kasus Flu Burung Virus Flu Burung

Berita Lainnya

Kemenkes Terbitkan Surat Edaran Cegah Zoonosis Flu Burung Clade Baru ke Manusia

25 Februari 2023 18:01 WIB

Dalam Enam Bulan Terakhir, Kasus Flu Burung Dikonfirmasi Korsel di Peternakan Bebek

19 Oktober 2022 16:24 WIB

Leave A Reply Cancel Reply

Momen Istimewa Ramadhan, Ngabuburit di Masjidil Haram
Gelar Wiwitan Pasa 2023 di Polda DI Yogyakarta (foto: Rizki Liasari, pilar.id)
Berita Pilihan
Masjid Nur Zikrillah

Masjid Nurzikrillah, Arsitektur Menawan dan Kisah Miniatur Mekah

29 Maret 2023 03:30 WIB

Sejarah Panjang Al-Qur’an Pojok Khas Terbitan Menara Kudus, Favorit Para Hafidz

29 Maret 2023 03:01 WIB

Indonesia vs Burundi Berakhir Imbang, Sundulan Jordi Amat Selamatkan dari Kekalahan

28 Maret 2023 23:04 WIB

Jokowi Tegaskan Keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 Tak Pengaruhi Dukungan Indonesia untuk Palestina

28 Maret 2023 22:03 WIB

Tradisi yang Tersisa di Pasar Malam Dugderan Semarang

28 Maret 2023 21:00 WIB
Berita Lainnya

Daftar Jurusan di Politeknik PU Semarang, PTN Pertama Rintisan Kementerian PUPR

29 Maret 2023 12:31 WIB

Jadwal Seleksi dan Pendaftaran Mahasiswa Baru Politeknik PU Semarang 2023/2024

29 Maret 2023 12:17 WIB

Strategi Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

29 Maret 2023 11:30 WIB
banner
© 2023 pilar.ID | beritajatim.com network
  • Beranda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Arsip Berita
  • Indeks

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.