Jakarta (pilar.id) – Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief mengatakan, pada tahun ini Indonesia akan memberangkatkan calon jamaah haji berusia lanjut atau di atas 60 tahun, sebanyak 65 ribu orang.
Saat ini, pihaknya masih memetakan bagaimana memitigasi agar mereka tetap bisa menjalankan ibadah dengan aman dan lancar.
“Ini sedang kita mitigasi bagaimana penyelenggaraan haji, untuk Indonesia dengan dengan jamaah lansia yang begitu banyak,” kata Hilman, di Jakarta, Senin (27/2/2023).
Meski demikian, lanjut Hilman, pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan baru terkait pendampingan lansia. Kebijakan tersebut diambil karena dikhawatirkan akan memperlama antrian.
“Kalau kita mengeluarkan kebijakan pendampingan lansia, kita akan menggeser lagi orang-orang yang sudah mengantri bertahun-tahun sebanyak 65 ribu jamaah juga,” kata Hilman.
Terkait biaya haji, lanjut Hilman, pada awalnya pihaknya telah mengajukan anggaran sebesar Rp98,8 juta atau naik Rp500 ribu dari tahun sebelumnya. Biaya paling besar yang mengalami kenaikan, yaitu Masyair yang naik hingga 300-400 persen. Namun, setelah dirasionalisasi bersama dengan DPR RI turun menjadi Rp90 juta.
“Dari Rp4 juta menjadi Rp22 juta tahun lalu. Dan setelah kami melayangkan protes, Saudi membuat kebijakan baru kami diberikan kebebasan negosiasi. Dan itu pun hanya turun berapa digit dari 2022,” kata dia.
Menurut Hilman, calon jamaah haji 2023 terdapat 3 karakteristik. Meski kuota penuh, mereka ada yang lunas tunda 2020, 2022, dan 2023. “Yang kemungkinan normal itu 2024, mengenai pembiayaan ini,” kata dia. (ach/din)