Kuburaya (pilar.id) – Menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo terkait upaya pengendalian inflasi daerah, yakni untuk menyikapi tingginya harga jual komoditas cabai yang menjadi salah satu penyumbang teratas angka inflasi, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan kembali menyerahkan bantuan benih cabai dan sarana produksi pertanian (Saprodi) untuk sejumlah desa di Kabupaten Kubu Raya, Senin (9/1).
Kali ini bantuan diberikan kepada delapan desa di Kecamatan Sungai Ambawang. Bantuan benih dan Saprodi diserahkan langsung kepada para kepala desa terkait di Halaman Rumah Adat Jawa Desa Kampung Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang. Kedelapan desa tersebut yakni Puguk, Durian, Mega Timur, Malaya, Jawa Tengah, Pancaroba, Teluk Bakung, dan Simpang Kanan.
“Paling tidak kita bisa sedikit menahan untuk daerah-daerah yang rentan. Karena memang cabai itu tetap masuk lima besar komponen inflasi. Dia selalu berada pada posisi antara satu sampai tiga. Itu masalahnya. Dan penduduk kita besar sehingga berpengaruh. Cabai itu memang nampaknya sederhana tetapi dia berpengaruh besar apalagi terhadap konsumsi masyarakat kita,” ungkap Muda.
Dijelaskannya pemberian benih cabai dan Saprodi tak sebatas untuk menangani inflasi. Namun juga menjadi upaya pemberdayaan masyarakat dengan tujuan akhir menciptakan peluang wirausaha baru di bidang pengolahan cabai.
“Cabai ini bisa diolah menjadi berbagai produk olahan seperti bon cabai, saus sambal, pasta cabai, sambal bajak, manisan cabai, dan berbagai produk olahan lainnya. Jadi ini bisa untuk menciptakan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah baru di bidang pengolahan cabai. Sehingga makin banyak juga peluang untuk kegiatan anak-anak muda kita untuk berwirausaha,” urainya.
Dalam skala rumah tangga, \pembudidayaan cabai tidak saja dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, tapi juga membuka peluang tambahan penghasilan.
“Pembagian benih cabai ini bisa menjadi media belajar pertanian bagi generasi muda yang nantinya bisa menjadi ruang untuk pendapatan tambahan keluarga. Apalagi bagi daerah Sungai Ambawang yang merupakan pintu masuk Kubu Raya dan Kota Pontianak serta sebagai daerah pergudangan dan properti, ini punya peluang yang besar,” paparnya.
Menurutnya tak sebatas membagikan benih cabai dan Saprodi kepada masyarakat, melainkan ikut memastikan bahwa nantinya komoditas cabai yang ditanam akan diolah hingga produk jadi.
“Kita akan lihat perkembangannya hingga menjadi produk kemasan. Ini akan melibatkan lintas perangkat daerah terkait termasuk untuk percepatan urusan perizinan berusahanya. Kita bikin bagaimana tempat kita bisa menjadi persingggahan karena memang peluangnya besar karena dekat dengan kota,” katanya.
Ketua Tim Penggerak PKK Kubu Raya Rosalina Muda menerangkan pihaknya akan terlibat langsung dalam rangkaian aktivitas penanaman hingga proses produksi olahan cabai. Ia mengungkapkan nantinya warga akan dipandu langsung oleh PKK kecamatan dan desa.
“PKK memang diminta oleh pemerintah pusat untuk ikut andil supaya negara aman dari resesi yang selalu diawali dengan inflasi. Salah satunya dengan menanam cabai karena cabai ini salah satu hasil pertanian yang signifikan pengaruhnya pada tingkat inflasi,” jelasnya.
Diakuinya peluang pemasaran produk olahan cabai terbilang besar. Selain lewat berbagai media sosial, produk cabai juga dapat dipasarkan melalui berbagai supermarket hingga Galeri Dekranasda.
“Nanti oleh dinas akan diberikan izin berusaha, kemudian juga dibantu untuk kemasannya. Kita ini banyak cabai dan pemasok terbesar masak tidak punya produk jadinya,” ucapnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kubu Raya Heri Suprianto mengatakan pemberian benih cabai dan Saprodi selain penguatan program pengendalian inflasi, juga diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam peningkatan produk pertanian di bidang hortikultura khususnya canbai.
“Jika ini dapat dilakukan secara massif, maka akan memberikan kontribusi yang luar biasa termasuk dalam rangka peningkatan pemberdayaan ekonomi rumah tangga. Paling tidak bisa melakukan efisiensi bagaimana mengantisipasi kebutuhan konsumsi cabai. Sehingga minimal tidak membeli lagi karena bisa menanam sendiri,” tutupnya. (din)