Jakarta (pilar.id) – Baru-baru ini Universitas Gadjah Mada memperkenalkan melon hikapel. Melon dengan ukurang mini, atau hanya sekitar 300-800 gram.
Berbeda dengan melon pada umumnya yang berwarna hijau, hikapel memiliki gradasi warna dari krem hingga oranye pada kulitnya. Gradasi warna tersebut menjadi penanda tingkat kematangan buah.
“Hikapel bisa dikonsumsi ketika kulit buah sudah berwarna krem, tetapi untuk mendapatkan rasa manis yang sempurna carilah Hikapel dengan warna kulit yang telah berubah menjadi oranye,” kata Inventor melon hikapel Prof Budi Setiadi Daryono, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/1/2022).
Budi menjelaskan melon hikapel ditemukan secara tidak sengaja karena keluhan emak-emak tentang penemuan melon sebelumnya, bernama Melodi Gama 1, 2, 3, melon GMB, dan Tacapa. Melon-melon yang dihasilkan dari penelitian Fakultas Biologi UGM tersebut dinilai tidak praktis karena menyerupai buah semangka, yang ukurannya besar-besar.
“Tidak habis sekali makan karena besar, sehingga harus disimpan di kulkas yang tentunya memakan tempat,” kata dia.
Akhirnya di 2012, Budi dan tim tancap gas merakit kultivar melon baru seperti permintaan para emak-emak. Penelitian tersebut membuahkan hasil dengan lahirnya buah melon Hikadi Apel yang buahnya menyerupai apel dengan ukuran handy tidak lebih dari 1 Kg. Hikapel tersebut dikembangkan dari hasil riset pendanaan RISPRO KPDP Kemenkeu tahun 2015-2017.
Meski memiliki ukuran relatif kecil, lanjut Budi, melon ini tetap miliki rasa melon pada umumnya dan memiliki aroma harum. Rasanya tetap manis dengan daging buahnya berwarna oranye, berbeda dengan melon pada umumnya yang berwarna hijau.
“Melon Hikapel ini mengandung senyawa beta karoten yang cukup tinggi dan berguna bagi kesehatan mata, kaya antioksidan serta mengandung vitamin C, dan beberapa mineral lainnya,” jelas Budi.
Dekan Fakultas Biologi UGM ini menambahkan, selain sarat dengan kandungan gizi, melon jenis ini juga memiliki masa tanam yang relatif lebih cepat dibandingkan melon pada umumnya yakni 60 hari. Sementara tanaman melon pada umumnya memiliki masa tanam 90 hari.
“Kalau melon Hikapel ini harga jualnya Rp35 ribu per Kg-nya di sekitar Yogyakarta. Sedangkan melon pada umumnya per kilogramnya Rp10 ribu. Jadi, nilai ekonominya cukup besar,” imbuhnya.
Pada 2021 lalu, Budi dan tim juga meluncurkan baby melon hikapel. Melon dengan ukuran lebih kecil ini mudah dibawa kemana-mana. Besarnya memang hanya seukuran apel pada umumnya, yakni 250 gram per buah.
“Ukuran buahnya mini, karakteristiknya sama dengan melon hikapel. Namun, dari segi rasa baby melon Hikapel memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan aroma wangi yang khas,” kata dia.
Baby melon hikapel juga mempunyai kemiripan permukaan kulit dengan buah apel yang halus dan mulus. Sementara buah melon pada umumnya, permukaan kulit buahnya kasar dan memiliki
pola khas. Keunggulan lain, baby melon hikapel ini juga tidak terkontaminasi oleh senyawa ethrel yang berbahaya serta rendah pestisida sehingga aman untuk dikonsumsi. (ach/din)