Jakarta (pilar.id) – Prilly Latuconsina tidak saja telah menjadi salah satu aktris sukses di Indonesia. Ia pun juga sudah mulai merintis karir sebagai sineas dengan memproduksi film garapannya sendiri.
Tak berhenti di sana, Selebritas perempuan ini, juga telah turut terjaun ke dunia olahraga dengan menjadi pemilik dari Persikota Tangerang. Saat ini, Prilly juga ikut merambah ke dunia pendidikan sebagai salah satu pengajar di Universitas Gajah Mada.
Kamis (10/11/2022) tadi, Prilly juga menjalani aktivitasnya sebagai pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, UGM sebagai dosen praktisi melalui program Praktik Mengajar. Pada kesempatan tersebut, Prilly menjelaskan relasi media dengan selebritas dalam kuliahnya.
“Media jadi wadah dan tempat bagi selebritas untuk tumbuh, merintis karier meraih popularitas. Sementara media membutuhkan selebritas dengan popularitas tinggi untuk meningkatkan engagement dengan audiensnya,” kata Prilly.
Era media baru, kata Prilly, memberikan peluang bagi siapa saja untuk menjadi selebritas.
Menurutnya, infotainment mempunyai nilai berita dan paparan tinggi yang dinilai mampu memuat fakta dan edukasi untuk audiens secara luas karena tayang di TV nasional.
Di hadapan mahasiswa UGM, ia kemudian memaparkan tentang pentingnya mengelola krisis selebritas karena seseorang dengan status selebritas sangat rawan dengan krisis.
Oleh sebab itu, kata dia, selebritas harus mampu memitigasi risiko yang disebabkan oleh krisis.
“Kalau saat krisis yang harus jaga emosi dan kontrol diri. Ini butuh tim publikasi yang menenangkan dimana saat krisis tim ini yang kerja, tapi kalau di Indonesia dilakukan sendiri, beda dengan di luar negeri ada tim yang bergerak,” ujar alumnus London School of Public Relation (LSPR) ini.
Saat alami krisis, menurut dia, mengumpulkan fakta-fakta baik terkait selebritas yang tengah mengalami krisis sangat penting sembari tetap berhubungan baik dengan media.
Hal tersebut bertujuan agar selebritas dapat dengan mudah memunculkan berita baik dengan konten maupun menggelar konferensi pers.
Meski begitu, menurut pengusaha muda ini, tak kalah penting menjadi apa adanya agar audiens mempunyai relativitas dan dapat bersimpati dengan kondisi sebenarnya.
Prilly menjelaskan ada beberapa interaksi yang bisa dilakukan dengan media di saat terjadi krisis, di antaranya dengan wawancara secara spontan, konferensi pers untuk hal yang harus diklarifikasi, konferensi pers secara reguler dan interaktif, dan selalu siap 24 jam memberikan berita baik sampai situasi kembali normal.
Selain itu, menurutnya, seorang selebritas juga perlu memilih juru bicara yang ahli saat harus memberikan penyataan atau klarifikasi.
Ia mencontohkan beberapa selebriti yang dinilai memiliki hubungan baik dengan media dengan reputasi baik dan profesional, di antaranya Nagita Slavina, Maudy Ayunda, dan Cinta Laura.
“Kerja di industri hiburan harus bergandengan tangan dengan media. Kalau selebritas punya hubungan baik dengan media maka akan sungkan untuk memberitakan hal-hal buruk,” tutur pemeran sinetron “Ganteng Ganteng Serigala” ini. (fat)