Jakarta (pilar.id) – Love Stuck (2024), atau dikenal dengan judul asli Rak Won Loop, adalah film romantis fiksi ilmiah Thailand yang kini tayang di Prime Video.
Disutradarai oleh Chongdol Dew Sukulworapat dan Noppharat Ramwong, film ini dibintangi oleh aktor-aktor ternama Thailand seperti Teeradon Supapunpinyo, Plearnpichaya Komalarajun, dan Thitiya Jirapornsilp.
Dengan premis yang unik tentang perjalanan cinta dan pencarian makna hidup, film ini menghadirkan elemen time-loop yang menggabungkan romansa dengan sci-fi.
Love Stuck mengisahkan Toy (Teeradon Supapunpinyo), seorang pemuda yang suka usil, yang terjebak dalam time loop pada malam Tahun Baru.
Tak peduli apa yang dia lakukan, Toy selalu terbangun pada pagi hari yang sama, menghadapi hari yang berulang-ulang. Dalam prosesnya, Toy bertemu dengan Vee (Plearnpichaya Komalarajun), seorang wanita misterius yang juga terjebak dalam loop waktu yang sama.
Bersama, mereka memutuskan untuk mencari momen sempurna yang tersembunyi di dalam hari yang selalu berulang.
Namun, di balik kebersamaan mereka, Vee menyimpan rahasia yang merenggangkan hubungan mereka. Sementara Toy ingin keluar dari loop waktu ini, Vee justru ingin tetap tinggal di dalamnya selamanya.
Seiring waktu, Toy juga harus menghadapi masalah pribadi, seperti ketegangan dengan ayahnya dan jarak yang semakin lebar antara dirinya dengan adik perempuannya, Rin (Thitiya Jirapornsilp).
Film ini menyajikan perjalanan emosional di mana Toy dan Vee harus belajar untuk menerima kenyataan dan menghargai setiap momen kecil dalam hidup. Tema utamanya adalah bagaimana cinta dan pemahaman bisa menuntun mereka untuk keluar dari kesulitan dan menemukan kebahagiaan sejati.
Love Stuck mendapat banyak pujian karena memulai ceritanya dengan cepat dan tanpa perlu banyak eksposisi berlebihan. Film ini mempercayakan penonton untuk mengikuti perkembangan cerita, dengan fokus pada perjalanan emosional kedua tokoh utamanya.
Chemistry antara Teeradon dan Plearnpichaya mungkin tidak terasa terlalu eksplosif, namun hubungan mereka tetap terasa tulus dan natural.
Secara visual, film ini sangat apik dengan sinematografi yang menarik. Namun, ada beberapa kritik terhadap pacing cerita.
Setelah pembukaan yang kuat, alur film cenderung melambat pada bagian tengah, terutama dengan interaksi yang terasa canggung dan beberapa momen yang kurang mulus. Meskipun demikian, emosi yang dibangun kembali di akhir cerita berhasil mengembalikan sebagian momentum yang hilang.
Salah satu konsep menarik dalam film ini adalah pencarian momen sempurna dalam hidup. Sayangnya, elemen ini dianggap kurang dieksplorasi dengan baik. Para kritikus merasa bahwa momen-momen tersebut seharusnya lebih mendalam, artistik, dan reflektif untuk benar-benar mencerminkan keindahan kehidupan sehari-hari.
Pada akhirnya, meskipun klimaks cerita mencoba menghadirkan penjelasan ilmiah yang cerdik secara visual, bagian ini dinilai terlalu mudah ditebak dan terkesan sedikit dipaksakan.
Meski begitu, film ini tetap memberikan sesuatu yang segar, terutama bagi para penggemar cerita dengan konsep loop waktu ala Groundhog Day, meskipun masih terasa ada lapisan yang kurang untuk menjadikannya karya yang benar-benar berkesan.
Film Love Stuck tetap layak ditonton bagi mereka yang menikmati cerita romantis dengan sentuhan kreatif. Meskipun tidak sempurna, ia menawarkan visual yang memukau dan ide cerita yang menarik. Cocok untuk penonton yang mencari film ringan namun emosional, dengan sentuhan sci-fi yang berbeda. (ret/hdl)