Surabaya (pilar.id) – Pentas Ludruk Warna Budaya Pagesangan yang berlangsung di lapangan Pagesangan, depan Masjid Agung Surabaya, Sabtu (25/6/2022) malam lalu berlangsung meriah.
Menggelar lakon Brandal Loka Jaya, pentas ini mengisahkan perjalanan Sunan Kalijaga sebelum jadi wali. Gelaran ini langsung menyedot perhatian penonton. Bahkan mereka rela duduk lesehan sampai pertunjukan usai.
Pentas yang juga dihadiri tokoh masyarakat sekitar, di antaranya Camat Kecamatan Jambangan Annita Hapsari Oktorina Sesoria, ternyata menghadirkan para mahasiswa dari kampus Universitas Bhayangkara Surabaya sebagai pemeran utama serta tim video dari Fakultas Komunikasi Universitas Airlangga.
“Niat semula mengadakan riset dan pendampingan, malah diajak main Ludruk. Dan ternyata asyik juga” kata Taufiqurrahman, salah satu mahasiswa.
Walaupun baru sekali bermain ludruk, dan harus menggunakan dialog bahasa Jawa, penampilan lima mahasiswa tersebut tidak mengecewakan dan bisa mengimbangi permainan para pemain senior.
Selain Taufiq, ada empat mahasiswa lainnya yang ikut berperan. Yakni, Muhammad Fauzan Ali, Yuniar Putri Ariana, Viony Lidia dan Ilham Ferdiansyah.
Lima mahasiswa ini berasal dari Fisip Universitas Bhayangkara. Mereka tergabung dalam UKM UKPIM (unit kreatifitas dan pengembangan intelektual mahasiswa) Ubhara serta komunitas Arek Institute, organisasi nirlaba independen, yang baru didirikan tahun 2021 lalu.
Organisasi ini fokus pada kegiatan mengulik tentang sejarah, pola kebudayaan, hingga aktivitas seni dan budaya dari subkultur Arek. Salah satu kegiatannya adalah pendampingan komunitas Ludruk di wilayah Surabaya dan Sidoarjo agar lebih berkembang. Antara lain pendampingan kegiatan dokumentasi dan promosi secara digital, tiket, mengemas pertunjukan dalam platform Youtube, dan lain sebagainya. Grup ludruk ‘Warna Budaya Pagesangan’ adalah salah satu sasaran riset dan pendampingan.
“Ludruk ‘Warna Budaya’ ini berdiri pada 2016. Mayoritas anggotanya adalah warga Kelurahan Pagesangan. Secara rutin, grup ini menggelar latihan di balai kelurahan, yang sudah tersedia peralatan satu set gamelan,” aku Bambang Sugeng, Ketua Ludruk Warna Budaya Kelurahan Pagesangan.
Sejak didirikan sampai sekarang, lanjutnya, grup ini sudah berpentas tujuh kali dan sudah punya nomor induk kesenian. “Grup ludruk ini didukung penuh warga Kelurahan Pagesangan,” imbuhnya.
Lokasinya yang cukup strategis, relatif dekat dengan lapangan Pagesangan (sebelah Masjid Agung Surabaya) yang setiap harinya merupakan pusat kuliner, memungkinkan bisa membangun panggung yang menampung banyak penonton. (sas/hdl)