Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan program paket ekonomi untuk industri padat karya serta membentuk Satuan Tugas Pemutusan Hubungan Kerja (Satgas PHK) sebagai respons terhadap kebijakan Amerika Serikat yang menetapkan tarif impor hingga 47 persen terhadap produk Indonesia.
Dalam konferensi pers pada Jumat, 18 April 2025, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu mengungkapkan program ini. Menanggapi hal tersebut, pakar ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Rossanto Dwi Handoyo SE MSi PhD, menyampaikan pandangannya.
Prof Rossanto menyarankan agar pemerintah memberlakukan tarif eskalasi, yakni mengenakan tarif tinggi untuk produk jadi dan tarif rendah atau bahkan membebaskan tarif impor bahan baku. Menurutnya, langkah ini penting untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri.
“Sebagian besar produsen nasional menggunakan bahan baku impor. Jika bahan baku dibebaskan dari tarif, biaya produksi menjadi lebih murah, dan daya saing produk kita bisa meningkat,” jelas Prof Rossanto.
Ia juga menekankan pentingnya upaya diplomasi pemerintah untuk membuka pasar baru selain Amerika Serikat. Misalnya, dengan memanfaatkan momentum musim haji agar kebutuhan jemaah asal Indonesia di Arab Saudi dipenuhi dari produk ekspor Indonesia.
Selain itu, Prof Rossanto menyarankan pemerintah mengidentifikasi biaya produksi yang memberatkan perusahaan dan memberikan stimulus, termasuk insentif pajak, guna meringankan beban tersebut. Ia menilai langkah ini krusial untuk menghindari PHK massal, khususnya di sektor padat karya seperti tekstil, garmen, dan olahan udang.
Satgas PHK Sebagai Upaya Terakhir
Mengenai rencana pembentukan Satgas PHK, Prof Rossanto menilai bahwa PHK harus menjadi pilihan terakhir karena membawa dampak ekonomi, sosial, dan politik yang besar.
“PHK dapat menimbulkan pengangguran yang berujung pada permasalahan sosial seperti peningkatan kriminalitas. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih mendengarkan keluhan para eksportir dan berusaha semaksimal mungkin menahan laju PHK,” ujarnya.
Sebagai langkah nyata, Prof Rossanto mengajak masyarakat untuk mendukung perekonomian nasional dengan membeli produk lokal. Ia juga mengimbau masyarakat agar lebih selektif dalam berbelanja guna menjaga kestabilan ekonomi keluarga di tengah ketidakpastian global. (usm/hdl)