Pontianak (pilar.id) – Menggelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022 dilakukan Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut di lima pulau terluar di Kalimantan Barat, sejak 1 hingga 7 Agustus 2022.
Lima pulau terluar itu adalah Karimata, Bawal Kendawangan, Maya, Pelapis dan Padang Tikar.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Agus Chusaini menjelaskan gelaran Ekspedisi Rupiah Berdaulat tersebut untuk membantu penyediaan uang layak edar di pulau-pulau terluar yang sulit terjangkau dengan transportasi umum.
Selain kegiatan tersebut, juga dilakukan kegiatan lainnya meliputi sosialisasi atau edukasi CBP Rupiah serta Program Sosial Bank Indonesia (CSR) bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat dengan penyaluran bantuan disektor pendidikan, kesehatan, lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi.
“Sinergi strategis antara TNI AL dan BI telah dimulai sejak tahun 2012, melalui kegiatan pelayanan kas keliling di daerah 3T (Terluar, Terdepan dan Terpencil) di seluruh wilayah NKRI,” ungkap Agus saat pelepasan armada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sembilang yang membawa tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat, Senin (1/8/2022).
Menurutnya BI harus menjamin bahwasanya disetiap jengkal NKRI uang rupiah harus hadir dan tersedia dengan cukup. Kehadiran Rupiah diseluruh pelosok negeri merupakan wujud kontribusi BI dalam menjaga Kedaulatan Negara.
“Karena Rupiah adalah simbol kedaulatan negara. Inilah kontribusi kami dalam membela negara tanpa senjata,” ucap Agus.
Diakuinya dalam pengelolaan uang rupiah BI menghadapi tiga tantangan. Pertama, adalah kondisi geografis NKRI yang memiliki ribuan pulau dengan keterbatasan infrastruktur sehingga mempengaruhi jangkauan Bank Indonesia dalam menyediakan uang kepada masyarakat, termasuk diantaranya untuk kepulauan di wilayah Terdepan, Terpencil, dan Terluar (3T).
Kedua, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang. Tercermin dari uang tidak layak edar karena lusuh yang disebabkan sering dilipat, dibasahi, maupun distraples. Dalam konteks ini, tantangan ini perlu kami jawab dengan edukasi. Ketiga, penggunaan uang selain Rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan.
“BI harus mampu menjawab tantangan itu dengan berbagai strategi dan program perluasan jangkauan layanan ke seluruh wilayah NKRI,” tuturnya.
Ia menambahkan dalam menghadapi tantangan, BI perlu melakukan kerjasama Angkatan Laut. Secara substansi mempertemukan dua kepentingan yang sama.
“Dimana TNI AL berkepentingan menjaga kedaulatan seluruh wilayah NKRI dengan pertahanan dan BI berkepentingan menjaga kedaulatan NKRI dengan Rupiah,” terang Agus mengakhiri. (din)