Jakarta (pilar.id) – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan ekonomi rata-rata pada triwulan 3 dan 4 harus bisa mencapai 5,17 persen. Proyeksi tersebut selaras dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen hingga akhir tahun.
“Jadi kalau sampai ke angka 5,22 persen, berarti kita menargetkan di Q3 dan Q4 itu rata-rata 5,17 persen,” kata Margo, di Jakarta, Rabu (31/8/2022).
Menurut Margo, kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi pada level tersebut harus menjaga daya beli masyarakat. Sebab, pertumbuhan ekonomi masih banyak disumbang oleh konsumsi rumah tangga.
“Karena konsumsi rumah tangga memiliki share dalam PDB, maka pilihannya adalah bagaimana menjaga daya beli dan mendorong konsumsi masyarakat,” katanya.
Margo juga menekankan agar pemerintah tetap mempertahankan kinerja ekspor dan investasi. Selain itu, pemerintah juga diminta untuk menjaga sektor-sektor yang menjadi sumber pertumbuhan lain, yaitu industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan.
“Jadi kuncinya adalah menjaga daya beli di kelompok bawah, dan mendorong konsumsi kelompok menengah atas,” sambung dia.
Ia juga menyoroti beberapa daerah yang mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi. Daerah-daerah tersebut antara lain wilayah Sumatra yang baru mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,50 persen, Kalimantan 3,76 persen, dan Bali, termasuk Nusa Tenggara 3,71 persen.
“Contoh saja di Sumatra, jadi provinsi-provinsi di Sumatra itu masih mencapai 4,50 persen. Artinya masih di bawah rata-rata dari seluruh provinsi,” terang Margo.
Khusus untuk Sumatra, pemerintah perlu mendorong pertumbuhan ekonomi terutama menyangkut sektor pertanian dan industri pengolahan. Sebelum Covid-19, pertanian berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi hingga 0,85 persen.
“Tapi di semester ini masih 0,66 persen. Demikian juga di industri pengolahan, sebelum pandemi 2019 mencapai 0,97 persen, tetapi di semester I ini masih 0,63 persen,” kata dia.
Ditambahkan Margo, capaian pertumbuhan ekonomi nasional lebih banyak ditopang oleh wilayah Jawa, Sulawesi, dan Maluku, serta Papua. “Jawa ini sharenya hampir 58 persen, dan tumbuhnya 5,37 persen. Sulawesi, Maluku dan Papua sudah melebihi target dari seluruh provinsi,” kata dia. (ach/hdl)