Jakarta (pilar.id) – Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) meminta agar bentrokan antara warga masyarakat dan aparat kepolisian di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo bisa diselesaikan dengan pendekatan kemanusiaan.
Seperti diketahui, bentrokan yang bermula dari penolakan sebagian warga terhadap pengukuran lahan di desa tersebut, untuk penambangan (quarry) di Desa Wadas dan pembangunan Bendungan Bener, berujung pada penangkapan 60-an warga desa yang menolak.
“PGI prihatin terhadap kejadian tersebut, dan berharap tidak kembali berlanjut,” kata Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow, Jumat (11/2/2022).
Setelah mencermati dan mengkaji, kata Jeirry, PGI menyampaikan beberapa sikap. Pertama, PGI bersimpati dengan warga yang dirugikan dalam peristiwa ini. Kehilangan tanah sebagai tempat hidup bukanlah sesuatu yang mudah, sekalipun ada kompensasi yang ditawarkan.
Kedua ,PGI meminta agar pemerintah lebih sabar dan mengedepankan pendekatan kemanusiaan terhadap warga desa yang menolak, daripada sekadar mengatasnamakan pembangunan. Pemerintah perlu lebih persuasif dalam menangani persoalan ini. Penanganan yang terburu-buru berpotensi memicu konflik, baik vertikal maupun horizontal.
Ketiga, PGI meminta agar lihat kepolisian membangun dialog yang baik dengan masyarakat, menjauhkan iklim intimidatif di Wadas agar mendapatkan solusi yang tepat. Keempat, PGI meminta semua pihak untuk mematuhi aturan hukum yang berlaku dan menghargai hasil putusan hukum yang ada.
“Kelima, kami mendorong semua pihak dapat menjaga situasi tetap kondusif agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan atau keuntungannya sendiri,” pungkasnya. (her/din)