Purworejo (pilar.id) – Pembebasan lahan proyek tambang andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo memasuki babak baru.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkapkan pihaknya terus melakukan sosialisasi untuk menghindari timbulnya ketakutan warga karena adanya perbedaan pemahaman.
“Selain itu, sebelum adanya penambangan pelatihan, bantuan fisik ataupun peralatan telah dilakukan warga,” ungkapnya, Jumat (30/12/2022).
Ganjar menyebut sebanyak 609 bidang lahan dari 617 telah diukur dan banyak warga yang terdampak telah menerima uang ganti rugi.
“Proses ganti rugi juga kami pastikan berjalan baik dan sesuai kesepakatan. Masih ada delapan bidang lagi yang harus diukur,” tambahnya.
Menurutnya, warga yang dahulu sempat menolak pembebasan lahan, perlahan telah membuka komunikasi. Beberapa diantaranya mengajak berdalog dan menyerahkan sertifikat.
“Terharu juga saya, yang dulu berbeda dan agak kenceng, Pak Ganjar mbok mampir ke rumah saya,” paparnya.
Termasuk juga mitigasi dari dampak yang ada serta syarat yang diajukan kelompok tani terkait irigasi yang tertutup akibat lalu lintas kendaraan proyek.
“Kami sangat mengapresiasi BBWSO yang membantu menangani dan kesanggupan syarat dari kelompok tani,” ucapnya.
Di samping itu, salah seorang warga terdampak pembebasan lahan, Fahrurozi Asabi memanfaatkan uang ganti rugi sekitar Rp 1-2 miliar untuk membuka restoran yang berada di bawah Jembatan Sungai Kodil.
Restoran bernama Tandem Resto yang bernuasa alam ini berdiri sejak delapan bulan lalu dari uang pembebasan lahan miliknya.
“Waktu tahu kalau tanahnya akan dapat ganti rugi, kami mulai membangun resto ini,” pungkasnya. (riz/hdl)