Jakarta (pilar.id) – PT Phapros Tbk telah menyalurkan dana kemitraan sebesar Rp 2,5 miliar kepada 67 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada tahap ketiga program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Penyaluran dana kemitraan ini berlangsung di wilayah operasional pabrik Phapros di Semarang, Jawa Tengah.
Dalam acara tersebut, Direktur Produksi Phapros, Ida Rahmi Kurniasih, menyatakan bahwa penyaluran dana kemitraan ini bertujuan untuk mendorong para mitra UMKM dalam mengembangkan usaha mereka. Ida juga mengungkapkan bahwa Phapros memiliki program ‘UMKM Naik Kelas’ yang memungkinkan mitra UMKM untuk belajar dan mengembangkan usaha mereka.
“Kami ingin UMKM naik kelas melalui program ini. Mitra UMKM yang memiliki produk unik dan kompetitif akan mendapatkan pelatihan berkelanjutan, mulai dari teknik pemasaran, desain kemasan, hingga bantuan untuk mendapatkan sertifikat halal dari BPJPH Kementerian Agama RI,” kata Ida.
Selain itu, Ida juga menekankan pentingnya digitalisasi dalam bisnis UMKM. Dia mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan digital marketing melalui platform media sosial dan e-commerce untuk mencapai lebih banyak pasar.
Eddy S. Bramiyanto, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, mengapresiasi kontribusi sektor BUMN, BUMD, dan swasta dalam mendukung UMKM di Jawa Tengah. Selama pandemi Covid-19, UMKM telah membantu menjaga perekonomian Jawa Tengah tetap bergerak, meskipun menghadapi tantangan ekonomi.
Eddy juga mengingatkan penerima dana kemitraan untuk menggunakan dana tersebut dengan baik, khususnya untuk pengembangan usaha mereka.
Acara penyaluran dana kemitraan ini juga menampilkan sharing session bersama salah satu mitra UMKM, Partono, seorang peternak lebah klanceng dan produsen madu klanceng di Jepara. Partono telah berhasil mengangkat namanya dengan berpartisipasi dalam KTT G20 di Indonesia pada tahun 2022. Dia menjelaskan manfaat menjadi mitra UMKM binaan Phapros, termasuk bantuan modal, akses pasar, dan dukungan untuk meningkatkan produksi madu klanceng.
Partono juga menjelaskan bahwa madu klanceng yang dihasilkan oleh lebah klanceng memiliki karakteristik rasa yang khas, yaitu asam dan manis, serta tekstur yang lebih encer dibandingkan dengan madu lainnya. Melalui program ini, Partono dapat merangkul lebih banyak peternak lebah madu klanceng dan meningkatkan produksi madu berkualitas. (ted)