Jakarta (pilar.id) – Anas Urbaningrum disambut bagaikan pahlawan saat bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Kelas I Sukamiskin, Jawa Barat.
Anas Urbaningrum disambut oleh ratusan simpatisan dan diberikan kesempatan untuk menyampaikan pidato.
Bahkan, para simpatisan telah menyediakan panggung sebagai tempat Anas Urbaningrum menyampaikan pidatonya.
“Kepada para aktivis, dalam tradisinya, pertandingan dan kompetisi itu hal yang biasa. Tetapi, buat saya pertandingan dalam konteks demokrasi itu adalah pertandingan yang jujur, terbuka, dan objektif,” kata Anas Urbaningrum.
Anas menilai bahwa para aktivis tidak mungkin dipisahkan dengan komitmen mereka untuk membawa Indonesia jadi lebih baik.
Untuk itulah, kompetisi di antara para aktivis dan politik dalam konteks demokrasi harus berlangsung dengan jujur dan terbuka.
“Dan objektif, tidak boleh menggunakan pihak lain,” lanjut Anas.
Selain itu, Anas Urbaningrum juga menyatakan bahwa ia bukan lah orang yang suka mencari musuh atau bermusuhan dengan orang lain.
Namun, ia juga tidak menampik bahwa dalam proses menjalankan prinsip-prinsip yang ia percayai, pasti akan berbenturan dengan pihak-pihak lain.
“Kamus saya adalah perjuangan keadilan. Andai dalam perjuangan keadilan itu ada yang merasa bermusuhan, saya mohon maaf karena itu adalah konsekuensi penegakan keadilan,” lanjut Anas.
Anas juga menyatakan bahwa perjalanannya di dunia politik dan aktivisme belum lah selesai.
“Kalau ada yang menyusun skenario besar bahwa dengan saya dimasukkan dalam waktu yang lama di tempat ini. Menganggap bahwa Anas sudah selesai,” katanya.
Anas melanjutkan bahwa sehebat apapun skenario yang telah disipakan untuk memenjarakannya di Lapas Sukamiskin, tidak akan pernah menang dari skenario Tuhan.
Pidato yang disampaikan oleh Anas Urbaningrum dari panggung kecil yang telah disiapkan oleh para simpatisannya tersebut diakhiri dengan pekikak kata merdeka dan takbir.
“Sasya ingin mengutip semangat 45. Merdeka! Merdeka! Allahuakbar! Allahuakbar! Hidup Kalapas,” teriak Anas. (fat)