Jepara (pilar.id) – Polres Jepara bersama Forkopimcam Kedung, Pemerintah Desa Tedunan, dan organisasi kepemudaan Ampera (Angkatan Muda Penggerak Jepara) telah mengadakan sebuah kegiatan bakti sosial yang bertujuan untuk menyalurkan sembako dan air bersih kepada warga yang terdampak oleh kekeringan di wilayah Desa Tedunan, Kecamatan Kedung, Jepara.
Kegiatan bakti sosial ini merupakan bagian dari rangkaian program bakti Ampera yang dilaksanakan di halaman Ponpes Manbaul Huda, Desa Tedunan, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, pada Sabtu (14/10/2023).
Setelah kegiatan tersebut, Kapolres Jepara, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, menjelaskan bahwa bakti sosial ini adalah bentuk nyata dari kepedulian Polri dan pihak terkait lainnya dalam membantu masyarakat yang sedang menghadapi kesulitan dalam memperoleh air bersih.
“Kami berharap bahwa kegiatan ini dapat memberikan bantuan kepada warga yang saat ini kesulitan mendapatkan pasokan air bersih akibat dampak dari musim kemarau,” ujarnya.
Mantan Kapolres Sukoharjo ini menambahkan bahwa dalam kegiatan bakti sosial tersebut, Polres Jepara bersama lembaga terkait telah menyalurkan sekitar 20.000 liter air bersih melalui 4 mobil tangki di Desa Tedunan, Kecamatan Kedung.
AKBP Wahyu juga menjelaskan bahwa penyaluran air bersih ini akan terus dilakukan di wilayah desa dan kelurahan yang sedang mengalami kekeringan.
“Kami merasa bersyukur dan senang bisa berbagi dan memberikan kontribusi kepada masyarakat. Semoga bantuan ini dapat meningkatkan kualitas hidup dan memberikan bantuan yang bermanfaat kepada warga setempat,” tambahnya.
Selama kegiatan bakti sosial ini, Polres Jepara tidak hanya menyalurkan air bersih, tetapi juga memberikan paket sembako dan layanan pemeriksaan kesehatan kepada ratusan warga yang hadir di lokasi.
Menurut Kapolres, tugas kepolisian bukan hanya sebatas memberikan informasi dari atas ke bawah, tetapi juga melibatkan polisi dalam membangun hubungan yang harmonis antara aparat kepolisian dan masyarakat.
“Kegiatan ini menjadi kesempatan bagi masyarakat setempat untuk bersatu dalam menghadapi tantangan bersama. Kerjasama erat antara aparat kepolisian, pemerintah daerah, dan organisasi kepemudaan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” pungkasnya.
Warga yang menerima bantuan air bersih ini tampak sangat berterima kasih dan antusias, terlihat dari upaya mereka membawa wadah-wadah penampungan air seperti ember, baskom, jirigen, dan lainnya.
Salah seorang warga setempat, Naimah, berharap bahwa kegiatan penyaluran air bersih ini akan terus berlanjut hingga akhirnya kekeringan yang berkepanjangan berakhir dan sumur-sumur warga kembali terisi air.
“Ia berharap bahwa bantuan air bersih dari Polres Jepara dan Pemdes ini akan terus berlangsung sehingga warga yang saat ini kesulitan mendapatkan pasokan air akibat musim kemarau yang berkepanjangan dapat terus menerima bantuan,” ujarnya.
Selain kegiatan penyaluran air bersih, Polres Jepara bersama Pemdes Tedunan juga telah mengadakan program bakti sosial yang melibatkan pembagian ratusan paket sembako dan layanan pemeriksaan kesehatan gratis kepada warga setempat.
Krisis Air Ancam Petani Jagung Welahan
Sementara itu, petani jagung di Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, saat ini menghadapi kendala serius akibat kemarau panjang yang berkepanjangan. Lahan pertanian mereka mengalami kekeringan yang berpotensi menghambat pertumbuhan tanaman jagung dan berdampak pada hasil panen.
Dampak dari kemarau panjang ini telah dirasakan oleh para petani jagung, terutama di dua desa di Kecamatan Welahan, yaitu Teluk Wetan dan Sidigede. Lahan pertanian yang seharusnya subur kini menjadi kering kerontang, dan jika kondisi ini terus berlanjut, dapat berpotensi mengakibatkan gagal panen.
Untuk mengatasi kekeringan ini, para petani jagung sedang berupaya mencari sumber air, menggali kembali sumur-sumur yang ada di lahan pertanian mereka. Mereka menggunakan mesin diesel untuk menyedot dan mengalirkan air dari sumber air tersebut ke sawah-sawah mereka.
Meskipun upaya ini berhasil memberikan sejumlah pasokan air, namun tidak cukup untuk mengatasi kekeringan secara keseluruhan. Beberapa petani masih menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pasokan air yang memadai.
Salah satu petani jagung di daerah tersebut, mengungkapkan bahwa masalah kekeringan ini telah dialaminya selama lebih dari satu bulan, sejak awal bulan September.
Sebelumnya, mereka dapat mengandalkan sungai di sekitar lahan mereka sebagai sumber air, tetapi karena sungai tersebut juga mengalami kekeringan, petani harus mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air pertanian mereka. (hdl)