Yogyakarta (pilar.id) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan dilanda cuaca ekstrem hingga 4 April 2023 mendatang.
Prediksi dari BMKG tersebut didasarkan pada hadirnya Siklon Tropis Herman di Samudera Hindia. Siklon Tropis Herman ini diprediksi akan menyebabkan cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang di DI Yogyakarta hingga Selasa (4/4/2023).
“Dari pantauan BMKG, posisi siklon tropis itu masih berada di Samudera Hindia di sisi selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Diprediksi, akan bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan lima knot,” ucap Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono, Jumat (31/3/2023).
Siklon Tropis Herman tersebut diprediksi akan terus berputar di sebagian wilayah Indonesia untuk beberapa waktu ke depan.
“Dan diperkirakan akan menuju ke tengah perairan Indonesia dan kembali ke arah barat,” sambungnya.
Posisi Silkon Herman, kata Warjono akan bergerak ke wilayah sebelah selatan Jawa Tengah dan DIY yang bisa memicu cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin seperti yang terjadi akhir-akhir ini, bahkan potensi hujan es.
Lebih lanjut, siklon tropis Herman yang terdeteksi pada Rabu (29/3/2023) itu berpengaruh terhadap peningkatan suplai udara di wilayah Jawa, sehingga aktivitas awan konvektif juga meningkat.
Hal ini, berpotensi memunculkan cuaca ekstrem yang mulai terbentuk di sebelah barat Gunung Merapi, di wilayah Salaman, Kabupaten Magelang atau wilayah Turi, Sleman.
“Kalau sudah berwarna gelap, awan konvektif yang terlihat melambung tinggi atau awan tower ini akan bergerak ke arah Kota Yogyakarta melalui wilayah Kulon Progo atau dari Sleman ke timur menuju Kota Yogyakarta, lalu ke Bantul dan Gunungkidul,” urai Warjono.
Meski durasi hujan singkat, imbuhnya awan tower yang melewati wilayah tersebut menimbulkan angin yang bersifat merusak. Selain itu, wilayah Bantul yang mempunyai daerah datar juga berpotensi terjadi angin puting beliung.
“Pola pergerakan awan yang terjadi di Yogyakarta ini patut diwaspadai. Sehingga sebagai mitigasi masyarakat bisa memangkas pohon serta menghindari berteduh di bawah pohon dan baliho,” tutupnya. (riz/fat)