Jakarta (pilar.id) – Dua tim yang saat ini menduduki posisi satu dan dua di klasemen sementara Grup E, Jepang dan Spanyol akan bertemu di pertandingan penentu fase grup pada Jumat (2/12/2022) dini hari nanti.
Keduanya akan bertanding di Khalifa International Stadium dan sama-sama mengincar kemenangan untuk bisa lolos ke babak 16 besar. Meski saat ini berada di peringkat kedua, posisi Jepang masih sangat mungkin digeser oleh Kosta Rika maupun Jerman.
Jepang sudah barang tentu akan kembali bermain ngotot dengan kerja keras dan daya juang tinggi untuk mencoba menciptakan kejutan kedua setelah mengalahkan Jerman 2-1. Sedangkan Spanyol, sudah pasti akan tetap mengandalkan skema permainan bola pendek, tiki-taka.
Spanyol, yang hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos ke 6 besar, barang tentu akan tetap bermain sesuai filosofi mereka. Mendominasi pertandingan sejak menit pertama melalui sistem permainan mereka yang bertumpu di lini tengah.
Trio Barcelona yang di dua pertandingan awal selalu jadi starter, bukan tidak mungkin akan kembali turun dari menit pertama saat melawan Jepang. Busquest jadi poros di tengah, ditambah dengan kemampuan Gavi dan Pedri sebagai pengalir serangan ke lini depan dan kedua sisi sayap.
Trio lini serang yang diisi oleh Olmo, Torres, dan Asensio kemungkinan besar juga masih akan dipertahankan oleh Luis Enrique. Meski ketiganya tidak bisa bermain efektif ketika menghadapi Jerman. Melawan Jepang, kemampuan para pemain tersebut untuk membuka ruang dan membawa bola bisa jadi senjata menghadapi lini pertahanan Jepang yang disiplin dan penuh determinasi tinggi.
Ansu Fati di sisi lain, juga bisa jadi pilihan lain bagi Enrique untuk sektor penyerangan di posisi sayap. Ia bisa bermain di kanan atau kiri untuk menggantikan Olmo maupun Torres. Apalagi, Fati memuliki kemampuan membawa bola dan skill yang cukup mumpuni untuk menggocek lawan.
Meski, pilihan tersebut bisa saja berisiko jika melihat pertahanan Jepang yang akan cenderung bermain keras dan ketat dalam menjaga pertahanan. Alvaro Morata di sisi lain, dua kali membuktikan mampu mencetak gol setelah diturunkan dari bangku cadangan.
Morata bisa saja dimainkan sebagai super-sub seperti yang telah ia lakukan di dua pertandingan sebelumnya. Namun, bukan pilihan buruk untuk mencoba memberi kesempatan pada Morata jadi starter saat melawan Jerman.
Selain itu, Asensio yang dua kali dipasang di posisi nomor sembilan, juga memiliki kemampuan untuk bermain dari sayap maupun sebagai nomor 10 di belakang striker. Ada banyak opsi yang bisa dicoba Enrique di sektor penyerangan.
Kebalikannya, Enrique tak memiliki banyak pilihan pemain di sektor pertahanan. Utamanya di posisi bek sayap.
Jika ada yang perlu sedikit dikhawatirkan dari Spanyol adalah sisi pertahanan mereka. Pasalnya, Spanyol memiliki kombinasi pemain yang cukup jomplang secara usia dan pengalaman, terutama di sektor bek sayap.
Rodri dan Laporte yang dua kali dimainkan di sektor bek tengah terlihat cukup kokoh menjaga pertahanan Spanyol. Duet tersebut masih mungkin untuk diperetahankan. Atau, jika Enrique mau coba melakukan ekspreimen, Pau Torres atau Eric Garcia bisa menjadi pilihan untuk berduet dengan Laporte.
Apalagi, Keduanya belum mendapatkan menit bermain sama sekali di putaran final Piala Dunia Qatar 2022. Eksperimen tersebu bisa saja dilakukan oleh Luis Enrique untuk melihat performa para pemain pelapis yang belum mendapat menit bermain dalam rangka mempersiapkan skenario cadangan menghadapi babak 16 besar.
Di sisi bek sayap, Jordi Alba, Carvajal, dan Azpilicueta telah membuktikan diri mampu bermain dengan baik saat diberi kesempatan menjadi starter. Namun, ketiganya saat ini sudah memasuki usia 30 tahunan. Sehingga, tidak mungkin untuk bermain penuh terus-menerus.
Apalagi, ketika Alba di tarik keluar dan digantikan oleh Balde di pertandingan lawan Jerman, Spanyol langsung kebobolan. Kurangnya pengalaman Balde di kancah internasional membuat keseimbangannya dalam menjaga pertahanan dan menyerang jadi timpang. Meski, secara fisik, ia jauh lebih cepat daripada Alba.
Sedangkan bagi Jepang, pertandingan lawan Spanyol adalah pertandingan yang wajib mereka menangkan. Jepang saat ini memiliki koleksi poin 3, sama dengan Kosta Rika. Dan berjarak dua poin dari Jerman yang baru mendapat satu poin.
Jika tak bisa mendapat hasil kemenangan, posisi Jepang akan sangat rapuh. Terlebih jika Jerman mampu meraih kemenangan dari Kosta Rika. Bukan tidak mungkin Jepang akan digeser oleh Jerman di posisi kedua.
Secara permainan, kekompakan dan kokohnya lini pertahanan menjadi kekutan utama Jepang. Mereka bermain dengan cukup disiplin saat memilih untuk bermain bertahan seperti yang mereka peragakan melawan Jerman.
Ditambah dengan daya juang dan permainan cepat dari kedua sayap, jepang bisa saja menciptakan kejutan dengan mengganjal laju dari Spanyol. Apalagi, kedua sisi sayap Spanyol menjadi titik lemah yang sangat bisa dieksploitasi pemain Jepang.
Dua gol Jepang ke gawang Jerman contohnya, mereka ciptakan dari skema serangan cepat yang dimulai dengan bola-bola jauh ke kedua sektor sayap. Kemampuan untuk bisa mendapatkan second ball di lini pertahanan lawan juga jadi nilai tambah pemain Jepang.
Hal tersebut juga mereka tunjukkan saat melawan Kosta Rika. Meski, pada akhirnya Jepang kalah karena tidak bisa menembus pertahanan Kosta Rika yang bermain belok rendah. Strategi, yang tidak mungkin dilakukan oleh Spanyol. (fat)