Jakarta (pilar.id) – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mencatat prestasi signifikan dengan meraih hak paten atas produk white clay (tanah liat putih) yang dikembangkan melalui anak perusahaannya, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).
Hak paten ini resmi berlaku sejak 13 Oktober 2023, dengan Nomor Paten IDP000090055 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KemenkumHAM) Republik Indonesia.
Hak paten tersebut diberikan kepada SMBR sebagai hasil dari penemuan dalam ‘Proses Produksi White Clay sebagai Bahan Baku Pupuk NPK’.
Dengan perolehan ini, SMBR menjadi perusahaan semen pertama di Indonesia yang berhasil menghasilkan white clay sebagai produk sampingan.
White clay merupakan bahan baku penting dalam pembuatan pupuk NPK (Nitrogen, Phosphat, Kalium), berfungsi sebagai perekat antara unsur nitrogen, fosfor, dan kalium yang menyusun pupuk NPK.
Vita Mahreyni, Corporate Secretary SIG, menyatakan bahwa hak paten ini memperkuat peluang bisnis SIG melalui optimalisasi sumber daya dan proses produksi yang efisien. Ia menekankan bahwa pencapaian ini mencerminkan fokus strategis perusahaan pada pengembangan bisnis dan produk yang mendukung visi SIG menjadi penyedia solusi bahan bangunan terdepan di regional.
SMBR telah menjajaki potensi bisnis white clay sejak 2019 sebagai bagian dari strategi menghadapi tantangan kelebihan kapasitas di industri semen. Melalui penelitian dan pengembangan selama beberapa tahun, SMBR berhasil menghasilkan white clay dengan efisiensi proses yang lebih tinggi dan kualitas yang lebih baik.
Direktur Utama SMBR, Suherman Yahya, menyatakan bahwa hak paten ini merupakan pencapaian penting bagi perusahaan dan menunjukkan komitmen SMBR untuk terus berinovasi dalam menghasilkan produk dan produk turunan berkualitas.
Hingga triwulan III tahun 2023, pendapatan dari penjualan white clay SMBR meningkat sebesar 13 persen, mencapai Rp27,62 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan penjualan white clay ini juga berkontribusi sebanyak 10 persen dalam peningkatan pendapatan SMBR.
Suherman menegaskan bahwa dengan perolehan hak paten ini, SMBR akan memiliki keunggulan kompetitif dalam memproduksi white clay untuk pupuk NPK. Selain itu, hak paten ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi industri pupuk nasional dengan meningkatkan ketersediaan bahan baku white clay yang berkualitas. (usm/hdl)