Surabaya (pilar.id) – Bagi warga Surabaya, deretan tukang sol sepatu di kawasan Jalan Pahlawan adalah pemandangan sehari-hari. Belasan lapak sol sepatu berderet, mulai dari ujung pertigaan Jalan Pasar Turi dan Jalan Pahlawan, hingga Jalan Indrapura.
Tidak diketahui persis mulai kapan tukang sol sepatu ini mulai mangkal di kawasan titik nol kota Surabaya ini. Namun Riki, 27 tahun, satu di antara tukang sol sepatu, mengungkapkan bahwa sang ayah sudah mulai mangkal di kawasan Jalan Pahlawan sejak 1990an.
“Bapak sudah lama mangkal dan bekerja di trotoar (Jalan Pahlawan) ini, sekitar tahun 1999. Kalau saya mulai mangkal sejak 2012,” jelas pemuda asal Sukoharjo, Jawa Tengah ini. ”Di sini banyak tukang sol sepatu dari Sukoharjo. Kami biasanya turun temurun bekerja di sini,” imbuh lulusan SMK ini.
Sementara di bawah jembatan kereta api Jalan Pahlawan, Fredy, 26 tahun, mengaku sudah bekerja sebagai tukang sol sepatu sejak lima tahun lalu.
”Saya sempat bekerja di bengkel sebentar, lalu memutuskan bekerja mandiri di sini. Pendapatan dari sol sepatu sudah cukup buat saya,” tutur pemuda lulusan sebuah SMK di Surabaya ini.
Tanpa aba-aba, tiap hari pukul 07.00 hingga 16.00 WIB, baik Riki maupun Fredy, beradu nasib bersama tukang sol sepatu lainnya yang berasal dari berbagai daerah. Seperti Sukoharjo, Bangkalan, hingga Solo.
Ongkos perbaikan sepatu di tempat ini cukup beragam. Untuk ongkos jahit sepatu mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu sepasang, tergantung tingkat perbaikan sepatu dan tawar-menawar. (muk/hdl)