Tapanuli Selatan (pilar.id) – Upaya membumikan keanekaragaman hayati dilakukan untuk memulihkan lahan bekas tambang emas Martabe PT Agincourt Resources sebagai bentuk keberlanjutan lingkungan di dunia pertambangan.
Tambang emas Martabe PT Agincourt Resources yang berdiri di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara itu tak sembarangan untuk upaya konservasi atau rehabilitasi lahan bekas tambang.
Hingga saat ini setidaknya ada dua praktik yang dilakukan tambang emas Martabe PT Agincourt Resources yakni metode rehabilitasi lahan dengan Seedball, dan Hydroseeding.
Tentu upaya ini tak sembarangan diterapkan untuk rehabilitasi lahan bekas tambang, dengan mementingkan beragam aspek seperti biodiversity atau keanekaragaman hayati berbasis kearifan masyarakat lokal.
Dua metode untuk menghijaukan lahan bekas tambang ini hanya sebagian kecil dari banyaknya metode penambangan berkelanjutan yang diklaim perusahaan. Misalnya, pemilihan metode penambangan emas yang lebih berkelanjutan.
Kembali ke teknik penanaman dengan metode Seedball, dan Hydroseeding ini cukup unik.
Perlu diketahui, PT Agincourt Resources yang punya kontrak penambangan hingga 2033 dengan luasan dua kali Ibu Kota Jakarta itu memakai prinsip rehabilitasi lahan tambang dengan beberapa aspek sebelum memulai penanaman.
Mulai dari analisis Silvikultural dan Ekologi, pertimbagan nilai budaya setempat, pemeliharaan keaekaragaman hayati, perlunya identifikasi tanaman setempat, menerapkan tujuan multiguna, dan memperbaiki keadaan ekologi.
Misalnya untuk pemilihan tanaman, ada jenis tanaman penutup tanah seperti jenis Calopogonium caeruleum, Centrosema pubescens, dan Desmodium Ovalium, atau paling dikenal sebagai tanaman polong-polongan.
Kemudian tanaman yang cepat tumbuh yang harus sitanam sesegera mungkin setelah menanam tumbuhan penutup tanah, dengn contoh jenis pohon Lamtoro, Turi, dan Akasia.
Kemudian Yang terpenting yakni tanaman lokal, yang sudah tumbuh di sekitar area pertambangan dan memudahkan tercipta keanekaragaman hayati.
Seedball
Pada 10 Januari 2023, PT Agincourt Resources merayakan Hari Gerakan Satu Juta dengan memunculkan inovasi pengayaan tanaman lokal dengan metode seedball.
Metode seedball juga menjadi strategi konservasi ekosistem yang dilakukan untuk memulihkan lahan bekas tembang dengan cepat.
Seedball yakni membuat bulatan media tanam yang sudah berisikan benih tanaman, lalu dilemparkan secara acak.
“Upaya ini dilakukan dengan harapan dapat menjadi salah satu langkah untuk menjangkau lahan tambang yang terjal dan cenderung sulit dilalui,” tulis Akun Instagram perusahaan.
Dijelaskan, metode seedball dilakukan dengan dua cara. Pertama dilemparkan secara manual di lokasi penanaman yang masih bisa dijangkau manusia.
Kedua dilemparkan melalui helikopter untuk lahan yang sudah tidak bisa dijangkau oleh aktivitas manusia.
Hydroseeding
Teknik rehabilitasi lahan pasca kegiatan penambangan telah dilakukan PT Agincourt Resources (PTAR) sejak 2012.
Tujuan utama untuk menstabilkan permukaan lahan yang umumnya menggunakan tanaman penutup.
Kemudian tercipta lahan bekas tambang yang kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosi untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kegiatan revegetasi.
Laman perusahaan menjelaskan, awalnya, kegiatan stabilisasi lahan dilakukan secara konvensional dengan menebarkan benih tanaman covercrop secara langsung dan atau secara manual menggunakan metode ‘templok’ pada lahan miring.
Namun sejak tahun 2019, Tambang Emas Martabe telah melakukan investasi alat untuk menerapkan teknik stabilisasi lahan yang lebih baik melalui metode hydroseeding.
Program hydroseeding ini dilakukan untuk lahan-lahan terbuka terutama yang memiliki derajat kemiringan tinggi dengan menggunakan alat Hydro-Mulcher (hydroseeder).
Alat ini dioperasikan secara mobile oleh operator hydroseeder yang telah mendapatkan pelatihan khusus.
Saat hydroseeder dioperasikan, pompa hydroseeder akan diaktifkan, sementara itu selang (hose) hydroseeder diarahkan ke lahan target yang sudah terpasang cocomesh/jutenet untuk menyemprotkan benih/mulsa yang sudah dicampur dengan pupuk cair.
Mulsa/benih yang telah tercampur dengan pupuk akan melekat pada lahan target dan akan tumbuh menutupi lahan target yang telah terbuka sebelumnya. Hingga saat ini, lahan di Martabe yang telah distabilisasi menggunakan metode hydroseeding mencapai sekitar 1 hektar.

Tanaman Lokal
PT Agincourt Resources tak sembarangan untuk penanaman kembali lahan bekas tambang, supaya kelestarian lahan sekitar terjaga.
Salah satu implementasinya mempersiapkan tanaman lokal untuk proses reklamasi lahan bekas tambang dengan pertimbangan lokasi lahan masa penanamannya.
Spesies tanaman lokal itulah yang akan menjadi cikal bakal terbentuknya ekosistem hutan. Peran penting tanaman lokal dalam reklamasi lahan bekas tambang sangat banyak.
Tanaman lokal dijalaskan, memiliki eran yang sangat penting bahkan menjadi kriteria utama keberhasilan reklamasi lahan bekas tambang.
Tanaman lokal merupakan jenis-jenis tumbuhan asli atau eksotik, yang disukai masyarakat dan mempunyai keunggulan tertentu seperti produk kayu, buah dan getah serta produknya mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Sesuai Keputusan Menteri ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang kaidah teknik pertambangan yang baik, PT Agincourt Resources (PTAR) berkomitmen kuat untuk melakukan reklamasi menggunakan tanaman lokal yang dibudidayakan di fasilitas Nursery.
Beberapa jenis tanaman lokal di antaranya; Pohon Durian, Manggis, Cempedak Air, Mahoni, Hapinis, Kayu Baja, Kayu Laban, Banyan, Simarbaliding, Aren, Tambiski, hingga beberapa jenis famii Moraceae, Euphorbiaceae, Myrtaceae, Fagaceae, dan lainnya.
Lebih jauh dijelaskan, kegiatan reklamasi lahan akan menumbuhkan tanaman yang menjadi cikal bakal terbentuknya ekosistem hutan.
Dalam mencapai keberhasilannya pun terdapat faktor pendukung yang harus diperhatikan yaitu pemilihan tanaman yang mengacu pada rancang teknis pelaksanaan reklamasi tambang.
Memperhatikan jenis tanaman yang akan ditumbuhkan pada lahan bekas tambang menjadi faktor terpenting dalam keberhasilan reklamasi.
Revegetasi dan reklamasi digaungkan, sehingga area bekas tambang tersebut bisa tetap dimanfaatkan untuk hidup berkelanjutan masyarakat sekitar.
Data perusahaan, pada 2022 nilai jaminan penghijauan 28,3 juta USD, area tambang yang sudah distabilkan 35,5ha dengan bibit yang ditanam sebanyak 41.000, bibit yang telah disiapkan 5.828, dari total spesies tanaman yang disemai 45.
Kegiatan ini telah dilakukan sejak 2012 dengan produksi oksigen sekitar 18 juta kg per tahun dan penyerapan gas karbon sekitar 1 juta ton per tahun.
Lebih jauh, PT Agincourt Resources juga fokus untuk memperhatikan aspek keberlanjutan keanekaragaan hayati.
Mulai dari turut menjaga dan mengenalkan Keanekaragaman Hayati Hutan Batang Toru, turut menjaga populasi Harimau Sumatera.
Pada aspek terdekat lain, juga terus memantau kualitas air Sungai Batang Toru agar memastikan tidak ada pencemaran.
Belum lama ini juga turut menanam Mangrove di pesisir pantai di Kabupaten Tapanuli Tengah, dan melepaskan bibit kerang di pantai.
Dalam beberapa program masyarakat, juga mengadakan operasi katarak gratis, hingga pelatihan UMKM, hingga memberikan beasiswa. (daz)