Surabaya (pilar.id) – Ada yang berbeda dalam perayaan Tahun Baru Imlek di kampus Universitas Surabaya. Tahun ini, Kelompok Studi Psikologi Bencana Universitas Surabaya (KSPB Ubaya) yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya membuat Festival Kampung Tionghoa bertema Imlek Room.
Gelaran ini diadakan untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili, dilaksanakan di ruang KSPB, Kampus Ubaya Tenggilis, Kamis (12/1/2023).
Hal tersebut disampaikan Koordinator KSPB Ubaya Dr. Listyo Yuwanto. Katanya, Imlek Room ini menyimbolkan sebuah rumah yang didalamnya terdapat kebersamaan antar keluarga.
“Tidak hanya makan bersama di satu meja, namun kebersamaan. Di Imlek Room ini mahasiswa dilatih untuk menyiapkan makanan dan dekorasi hingga nantinya makan bersama,” jelasnya.
Selain itu, Listyo mengatakan, jika Festival Kampung Tionghoa kali ini lebih berfokus pada makna kebersamaan dengan memakan makanan khas Tionghoa dan mempelajari filosofinya.
Dalam makanan yang dihidangkan, telah disesuaikan dengan shio tahun ini yaitu Kelinci Air, yaitu membuat siomay berbentuk kelinci. Kemudian disajikan dengan hidangan lainnya yaitu ang ku kueh atau kue ku, kuaci, mie, ayam goreng, kue keranjang, jeruk, manisan segi delapan, dan minuman teh.
“Mie dan ang ku kueh melambangkan panjang umur, kuaci itu kesuburan, ayam kesetiaan dan ketaatan, kue keranjang kehidupan yang manis dan bahagia, jeruk melambangkan rezeki berlimpah, dan manisan segi delapan soal keberuntungan. Semua memiliki makna tentang hal yang baik dan kebahagiaan,” jabar Listyo.
Selain menyiapkan hidangan, ada pula pembuatan lampion kelinci sebanyak 18 buah yang merupakan simbolisasi jumlah angka tahun 2574 Kongzili. Selain lampion, Imlek Room juga dihiasi dengan ornamen imlek yang juga memiliki makna filosofis.
“Seperti bunga meihua melambangkan harapan dan kebahagiaan, lilin yang melambangkan penerang kehidupan, patung dewa rezeki sebagai simbol kelancaran rezeki, pohon angpao yang melambangkan keberuntungan, dan lain-lain,” sebutnya.
Adanya kegiatan ini, Listyo berharap dapat menumbuhkan kembali semangat kebersamaan Imlek dengan melakukan hal positif, serta tradisi ini dapat diteruskan ke generasi berikutnya. (jel/hdl)