Jakarta (pilar.id) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan bahwa ekonomi digital di Indonesia sedang mengalami perkembangan pesat.
“Kita mungkin adalah macan Asia yang berkembang pesat dalam hal ekosistem ekonomi kreatif dan digital,” kata Sandiaga dalam The Asian Creative and Digital Economy Youth Summit (ACE-YS 2023) yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, pada hari Minggu (29/10/2023).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Google, Temasek, dan Bain, potensi pertumbuhan ekonomi digital di Asia mencapai 77 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2022 dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi 130 miliar dolar AS pada tahun 2025.
Sebagian besar pertumbuhan ini didorong oleh sektor e-Commerce, tetapi semakin banyak subsektor lain yang bertransformasi menjadi bagian dari ekonomi digital, seperti gim, musik, film, dan animasi.
Dengan melihat pertumbuhan Gross Merchandise Value (GMV) e-Commerce di Indonesia, diperkirakan akan meningkat dari 59 miliar dolar AS pada tahun 2022 menjadi 95 miliar dolar AS pada tahun 2025.
“Namun, ekonomi digital di Indonesia tidak hanya terbatas pada e-Commerce. Kami juga melihat sektor transportasi dan makanan, khususnya pesan-antar makanan, perjalanan online seperti Traveloka dan Tiket.com, serta media online. Dengan demikian, perkiraan total ekonomi digital Indonesia akan mendekati angka 400 miliar dolar AS pada tahun 2030,” tambah Menparekraf.
Indonesia saat ini membutuhkan 600 ribu tenaga digital setiap tahun selama 9 tahun ke depan. Namun, sektor pendidikan hanya mampu menyediakan 400 ribu tenaga.
Mengisi kesenjangan tersebut adalah tantangan yang besar, dan Menparekraf fokus untuk menutupi kesenjangan ini. “Jika tidak, hal ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi digital kita dan berdampak besar pada target kita untuk menjadi negara maju pada tahun 2045,” kata Sandiaga Uno.
Ada tiga langkah yang akan diambil untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat kekuatan digital di kawasan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN):
Pertama, investasi di sektor pendidikan dan literasi digital untuk mengembangkan kemampuan generasi muda sesuai dengan kebutuhan.
Kedua, kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak, baik dari dalam negeri maupun internasional, untuk memperluas jangkauan Indonesia di kawasan Asia hingga seluruh dunia.
Terakhir, memberikan dukungan, bimbingan, dan peluang kepada generasi muda untuk berinovasi dan berkreasi.
Menparekraf menegaskan bahwa ini adalah upaya untuk menulis ulang cerita bahwa Asia tidak hanya akan menjadi kekuatan ekonomi dunia, tetapi juga akan memberikan keberlanjutan dan kualitas pembangunan di masa depan melalui strategi inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, serta dengan semangat Gerak Cepat, Gerak Bersama, dan Gotong Royong. (hdl)