Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menggencarkan Program Padat Karya sebagai langkah strategis untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran.
Inovasi terbaru Pemkot adalah mengintegrasikan program ini dengan kampung unggulan untuk memastikan keberlanjutan usaha dan dampak ekonomi yang lebih luas.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, kolaborasi ini bertujuan memperkuat efektivitas Program Padat Karya.
“Integrasi ini akan membuat usaha lebih berkelanjutan dan mampu memberikan dampak positif yang lebih besar,” ujar Wali Kota Eri, Minggu (8/12/2024).
102 Lokasi Usaha Padat Karya
Menurut data Bappedalitbang Surabaya, hingga triwulan ketiga tahun 2024, terdapat 102 lokasi usaha padat karya. Jenis usaha ini mencakup sablon, jahit, laundry, kafe, cuci kendaraan, produksi sabun, paving, u-ditch, budidaya maggot, hingga bengkel.
Omzet dari program ini juga signifikan, dengan Padat Karya e-Peken mencapai Rp 151,5 miliar sejak 2021 hingga 2024.
Kepala Bappedalitbang Surabaya, Irvan Wahyudradjat, menambahkan bahwa pergantian anggota kelompok usaha menjadi tantangan utama. Banyak peserta program keluar karena mendapatkan pekerjaan lain yang lebih baik.
“Meski begitu, kami terus menjaga keberlanjutan usaha melalui etos kerja dan memperluas pemasaran produk,” ujarnya.
Kolaborasi Hexahelix dan Peran Warga
Pemkot Surabaya mengadopsi prinsip hexahelix dalam pelaksanaan program, melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, media, komunitas, dan masyarakat. Kolaborasi ini mencakup dukungan permodalan, akses keuangan, hingga pengembangan kapasitas usaha.
Irvan juga menekankan peran masyarakat sebagai penggerak utama program. “Warga yang mengusulkan potensi usaha sering kali menjadi inspirasi untuk menciptakan peluang baru dalam menyerap tenaga kerja,” jelasnya.
Program Padat Karya terbukti efektif mengurangi pengangguran di Surabaya. Peserta program yang aktif memenuhi standar Badan Pusat Statistik (BPS) untuk tenaga kerja produktif, sehingga keluar dari kategori pengangguran terbuka.
Sebagai penutup, Irvan mengajak masyarakat untuk mendukung program ini, baik dengan membentuk kelompok usaha baru maupun membeli produk hasil usaha padat karya.
“Dukungan dari masyarakat sangat penting untuk memastikan program ini terus meningkatkan kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan,” pungkasnya. (mad/hdl)