Surabaya (pilar.id) – Sebanyak 30 anak tuli mengikuti klinik fotografi di Kebun Binatang Surabaya pada hari Sabtu. Didampingi oleh orang tua, anak-anak berusia 7 hingga 15 tahun ini mendapatkan kesempatan belajar memotret menggunakan gawai.
Materi fotografi berbasis smartphone dipandu oleh Mamuk Ismuntoro, seorang fotografer profesional dan pendiri Matanesia. “Hari ini adik-adik akan mendapatkan pengalaman baru tentang bagaimana trik memaksimalkan smartphone untuk fotografi,” ujar Mamuk Ismuntoro.
Setelah sesi klinik di dalam ruangan, peserta diajak untuk hunting foto bersama di sekitar Kebun Binatang Surabaya. Anak-anak tuli, dengan pendampingan orang tua mereka, antusias mengikuti rangkaian acara yang berpusat di Gedung Perpustakaan KBS.
Leo Arie Budiman, inisiator kegiatan ini, menjelaskan bahwa kegiatan ‘Teman Tuli Motret Suroboyo’ – Keluarga Seru Hore adalah bagian dari rangkaian workshop fotografi bagi teman tuli di Surabaya dan sekitarnya. “Didukung penuh oleh Konjen Australia, family gathering dan klinik fotografi anak ini merupakan bagian dari program pendidikan fotografi bagi teman-teman difabel,” jelas Leo.
Sebelum klinik fotografi, peserta mengikuti fun games yang dipandu oleh Bunda Inge dari Semesta Rumah Kita (Serut). Kegiatan ini juga merupakan bentuk kolaborasi antara Disabilitas Berkarya bersama Cerita Tuli, TIBA, Serut, dan Matanesia.
Dengan adanya kegiatan ini, anak-anak tuli dapat merasakan kegembiraan dan kebersamaan sambil belajar keterampilan baru dalam fotografi. Dukungan dari berbagai pihak menunjukkan komitmen terhadap inklusi dan pendidikan bagi anak-anak difabel. (mad/hdl)