Kuala Lumpur (pilar.id) – Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri menjelaskan bahwa kestabilan politik menjadi tantangan utama yang paling pahit harus dihadapi dalam setahun memimpin.
“Belum pernah dalam sejarah Malaysia, Pemerintah dan oposisi menandatangani MoU untuk mendinginkan suhu politik negara,” ungkap Ismail Sabri melalui akun media sosialnya yang dipantau di Kuala Lumpur, Minggu (21/8/2022).
Stabilitas politik menjadi tantangan pertama yang harus diselesaikan, karena ketika politik stabil, ekonomi juga menjadi stabil,” tegasnya.
Selanjutnya adalah pemulihan ekonomi. Dengan membuka semua sektor ekonomi yang telah ditutup selama dua tahun.
“Dan memberikan insentif untuk peniaga-peniaga kecil dan perusahaan mikro, kecil dan sederhana (PMKS) untuk kembali berniaga,” jelasnya.
Namun ia mengatakan konflik Rusia dan Ukraina yang terjadi secara tiba-tiba turut berpengaruh pada agenda pemulihan ekonomi negara.
“Alhamdulillah, berkat hasil usaha pemerintah, Bank Negara telah mengumumkan bahwa PDB (Produk Domestik Bruto) kuartal kedua 2022 kita adalah tertinggi di Asia Tenggara,” ujar Ismail Sabri.
Bahkan, ia mengatakan PDB Malaysia melampaui pencapaian kekuatan ekonomi lainnya seperti China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara-negara lain.
Ismail Sabri merupakan Perdana Menteri ke-9 Malaysia. Ia menjabat pada 21 Agustus 2021 menggantikan Muhyiddin Yassin yang mengundurkan diri. (din/Antara)