Mamuju (pilar.id) – PT Brantas Abipraya (Persero) kembali dipercaya untuk membangun gedung tahan gempa di Indonesia, kali ini Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Barat (Sulbar).
Pembangunan gedung ini, tanggal 8 Mei 2023, ditandai dengan seremoni groundbreaking atau peletakan batu pertama rehabilitasi-rekonstruksi (rehap-rekon) Gedung DPRD Sulbar oleh Pejabat Gubernur Sulbar Akmal Malik, didampingi Ketua DPRD Sulbar Sitti Suraidah Suhardi, Komisaris Utama Brantas Abipraya Haryadi, dan Senior Vice President Divisi Operasi 1, Arviga Bigwanto.
Dalam acara tersebut, Diana Kusumastuti Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga bergabung secara virtual dan menyatakan bahwa proses rehab-rekon ini dapat selesai sesuai target yang direncanakan, yakni 13 bulan.
Haryadi, Komisaris Utama Brantas Abipraya, menyatakan bahwa gedung ini akan dibangun dengan desain tahan gempa dan menggunakan desain bangunan hijau (BGH), sehingga optimis dapat menyelesaikan pembangunan ini dengan kualitas yang baik, tepat mutu, biaya dan waktu, sehingga manfaatnya dapat segera dirasakan.
Selain itu, Purnomo, Direktur Operasi II Brantas Abipraya, menjelaskan bahwa kualitas unggul proyek tentunya tanpa mengenyampingkan keutamaan dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Bangunan ini akan memiliki jumlah lantai sebanyak tiga tingkat dan memiliki luas bangunan sebesar 9.814,7 meter persegi. Sebelumnya, Brantas Abipraya juga telah membangun Kantor Gubernur Sulbar.
Gempa Bumi 6,2 magnitudo yang terjadi pada 15 Januari 2021, berpusat enam kilometer timur laut Kabupaten Majene 2,98 LS-118,94 BT pada kedalaman 10 kilometer, membuat Gedung DPRD Sulbar terdampak dan rusak. Gempa susulan dengan magnitudo 6,2 kembali terjadi dan berlangsung selama 5 hingga 7 detik.
Getaran gempa terasa hingga Mamuju, Makassar, dan Palu serta mengakibatkan sejumlah gedung rusak, termasuk Rumah Sakit Mamuju, Kantor Gubernur Sulawesi Barat, Kantor DPRD, dan RSUD Mamuju. Gempa ini juga mengakibatkan longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju, sehingga akses jalan terputus.
Selain membangun gedung baru, Brantas Abipraya juga melakukan aksi tanggap darurat pasca gempa untuk membangkitkan Sulawesi Barat, termasuk mengerahkan alat berat untuk membongkar reruntuhan bangunan rumah dan gedung, tumpukan beton dan besi-besi.
“Langkah ini adalah bukti komitmen Brantas Abipraya yang selalu hadir untuk negeri, membangun kembali Sulbar untuk pulihkan infrastruktur pasca gempa. Kami akan kebut penyelesaian pembangunannya dengan zero accident dan zero fatality accident agar manfaat dapat segera dirasakan dan dapat menunjang produktivitas dan perekonomian di Sulawesi Barat,” tutup Purnomo. (ret/hdl)