Singapura (pilar.id) – Singapore Airlines (SIA) Group resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Aether Fuels, sebuah perusahaan teknologi iklim yang berencana membangun fasilitas produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Amerika Serikat dan Asia Tenggara.
Kesepakatan ini mencakup niat SIA Group untuk membeli neat SAF selama lima tahun setelah pabrik Aether memulai produksi komersial, dengan opsi perpanjangan lima tahun tambahan. SAF tersebut akan dicampur dengan bahan bakar jet konvensional sebelum didistribusikan ke beberapa bandara yang dilayani oleh Singapore Airlines dan Scoot.
Aether Fuels akan menggunakan limbah karbon sebagai bahan baku utama dalam produksi SAF dengan teknologi inovatif Aether Aurora™. Metode ini diklaim mampu menurunkan biaya modal pabrik, meningkatkan efisiensi produksi, dan menghasilkan SAF dalam jumlah lebih besar dibandingkan teknik yang sudah ada.
Lee Wen Fen, Chief Sustainability Officer Singapore Airlines, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah penting dalam mencapai target nol emisi karbon pada 2050.
“Dengan berkolaborasi bersama mitra seperti Aether, kami ingin mempercepat adopsi SAF dalam operasional penerbangan serta membangun dasar untuk perjalanan udara yang lebih berkelanjutan,” ujar Lee.
Keberlanjutan Industri Penerbangan
Aether Fuels didirikan pada 2022 dengan dukungan dari Xora, sebuah perusahaan ventura teknologi yang didanai oleh Temasek. Sejak itu, Aether telah memperluas timnya di Asia Tenggara serta mengembangkan pusat riset di Chicago, Amerika Serikat.
Melalui proyek produksi skala komersial di Amerika Serikat dan Asia Tenggara, Aether akan menghasilkan SAF yang bersertifikasi CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation). Proyek ini ditargetkan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 75 persen, sehingga memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Conor Madigan, CEO Aether Fuels, mengungkapkan kebanggaannya bisa bekerja sama dengan SIA Group dalam inovasi SAF.
“Kolaborasi ini akan memperdalam pemahaman kami tentang kebutuhan pelanggan serta mempercepat pengembangan proyek SAF, terutama di Asia Tenggara,” ujar Madigan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Phil Inagaki, Managing Partner dan Chief Investment Officer Xora, sekaligus Board Chair Aether Fuels.
“Singapura telah menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi teknologi, termasuk dalam pengembangan SAF. Dengan teknologi Aurora™, Aether mampu memproduksi SAF dengan biaya lebih rendah dan fleksibilitas bahan baku lebih besar. Kemitraan ini akan mempercepat adopsi SAF di industri penerbangan,” kata Inagaki.
Kesepakatan ini menandai komitmen kuat SIA Group dalam mempercepat transisi ke penerbangan yang lebih ramah lingkungan. (usm/hdl)