Jakarta (pilar.id) – Crank: High Voltage merupakan film aksi asal Amerika yang dirilis pada tahun 2009, sebagai sekuel dari Crank (2006). Disutradarai oleh Mark Neveldine dan Brian Taylor, film ini mempertahankan gaya aksi ekstrem yang khas dari pendahulunya, dengan alur yang lebih gila dan berlebihan.
Cerita kembali berfokus pada karakter Chev Chelios (diperankan oleh Jason Statham), seorang pembunuh bayaran yang harus menghadapi situasi yang jauh lebih mengerikan.
Chev terbangun di sebuah gudang hanya untuk menyadari bahwa jantung aslinya telah dicuri oleh sekelompok penjahat, dan kini ia harus bergantung pada jantung buatan yang ditanamkan di tubuhnya.
Namun, jantung buatan ini tidak bekerja seperti organ biasa. Chev harus menjaga tingkat adrenalin di tubuhnya tetap tinggi dan terus-menerus mendapatkan dorongan listrik agar jantung tersebut berfungsi.
Hal ini memaksanya untuk menjalani petualangan penuh aksi yang tak kenal ampun di seluruh Los Angeles demi mendapatkan kembali jantung aslinya dan membalas dendam kepada pencurinya.
Deretan pemeran utama, selain Jason Statham, film ini juga menampilkan Amy Smart sebagai Eve Lydon, Clifton Collins Jr. sebagai El Huron, Efren Ramirez sebagai Venus, Bai Ling sebagai Ria, serta Dwight Yoakam sebagai Doc Miles.
Seperti pendahulunya, Crank: High Voltage menghadirkan aksi cepat yang tidak tanggung-tanggung, dilengkapi dengan humor gelap dan cerita yang absurd. Film ini juga dikenal karena penggunaan teknik sinematografi yang tidak lazim.
Seperti pemasangan kamera di lokasi-lokasi yang tidak biasa, memberikan pengalaman visual yang intens dan terkadang membingungkan bagi penonton.
Tanggapan terhadap film ini cukup beragam. Beberapa kritikus memuji keberanian film dalam menghadirkan kegilaan dan gaya cerita yang ekstrem. Namun, ada juga yang menganggap unsur kekerasan dan aksi tidak realistis dalam film ini terlalu berlebihan.
Meski demikian, bagi penggemar film aksi yang menyukai sesuatu yang ekstrem dan tidak biasa, Crank: High Voltage bisa menjadi pilihan hiburan yang menarik.
Jika dibandingkan dengan film pertamanya, Crank (2006), sekuel ini dianggap kurang berhasil secara komersial dan kritis.
Crank pertama mendapat perhatian lebih besar dari kritikus dan penonton, terutama karena adegan-adegan ikoniknya, seperti balapan mobil di tengah kota Los Angeles.
Sementara Crank: High Voltage terkesan lebih liar, beberapa pengamat merasa film ini terlalu berlebihan dalam banyak aspek.
Film ini cocok untuk mereka yang mencari aksi tanpa henti dengan plot yang gila dan unik, namun mungkin bukan pilihan terbaik bagi penonton yang tidak nyaman dengan kekerasan ekstrem atau alur cerita yang terlalu fantastis. (ret/hdl)