Jakarta (pilar.id) – Songbird adalah film thriller fiksi ilmiah Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2020. Film ini disutradarai oleh Adam Mason dan ditulis oleh Adam Mason dan Simon Boyes. Songbird diproduksi oleh Michael Bay, Adam Goodman, Andrew Sugerman, dan Eben Davidson.
Meski dirilis 2020, Songbird berlatar tahun ini, 2024. Dalam film ini digambarkan di mana dunia berada dalam keadaan krisis akibat pandemi Covid-23 yang lebih mematikan daripada Covid-19 yang kita kenal saat ini.
Sebagian besar populasi telah terinfeksi, dan pemerintah telah memperketat pengawasan dengan mengeluarkan peraturan isolasi wajib.
Kisah ini berpusat pada seorang kurir bernama Nico (diperankan oleh KJ Apa) yang kebal terhadap virus dan bekerja untuk mengirimkan barang kepada orang-orang yang terisolasi.
Ketika pacarnya, Sara (diperankan oleh Sofia Carson), tertangkap oleh pemerintah dan dipindahkan ke fasilitas karantina, Nico berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya.
Namun, dia harus menghadapi berbagai rintangan dan bahaya dalam upaya menyelamatkan Sara dan melawan rezim yang semakin otoriter.
Meskipun Songbird memiliki tema yang mirip dengan pandemi Covid-19, namun setting ceritanya adalah di masa depan, tepatnya tahun 2024, di mana virus yang disebut Covid-23 menjadi pandemi yang lebih mematikan.
Walau tidak secara langsung berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang kita alami saat ini, tema dan konsep yang diangkat dalam Songbird tetap dapat mengingatkan kita pada pengalaman-pengalaman sulit yang terjadi selama pandemi yang sedang berlangsung.
Film ini mengeksplorasi tema-tema seperti cinta dan keberanian dalam menghadapi situasi yang sangat sulit, serta bagaimana pandemi dapat mempengaruhi kehidupan dan hubungan manusia.
Songbird mendapat tanggapan yang beragam dari kritikus dan penonton, dengan beberapa yang menghargai premisnya yang menarik dan relevan dengan kondisi saat ini, sementara yang lain merasa bahwa eksekusi ceritanya kurang memuaskan.
Meskipun demikian, film ini menawarkan pandangan futuristik yang mencekam tentang dunia yang terpapar pandemi yang parah.
Secara bisnis, Songbird tidak berhasil seperti yang diharapkan. Film ini dirilis pada periode awal pandemi Covid-19, di mana bioskop di banyak negara tutup atau beroperasi dengan kapasitas terbatas. Hal ini menyebabkan film ini tidak dapat mencapai potensi penuhnya di box office.
Selain itu, film ini juga mendapat tanggapan yang campur dari kritikus dan penonton, yang dapat mempengaruhi daya tariknya di pasar. Kombinasi dari situasi pandemi yang membatasi pemutaran film di bioskop dan respons yang kurang memuaskan dapat membuat Songbird tidak begitu menjanjikan secara bisnis.
Meskipun begitu, film ini tetap menarik perhatian sebagai sebuah karya yang merespons langsung terhadap kondisi pandemi yang sedang berlangsung saat itu, dan bisa menjadi contoh unik dalam sejarah perfilman sebagai bagian dari karya seni yang mencoba merespons situasi sosial dan global yang sedang berlangsung.
Tema Songbird mengingatkan kita pada masa-masa sulit yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Film ini mencerminkan kekhawatiran dan ketakutan yang dirasakan oleh banyak orang di seluruh dunia saat menghadapi pandemi ini, termasuk krisis kesehatan, isolasi sosial, dan ketidakpastian akan masa depan.
Pandemi Covid-19 telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi dengan orang lain secara drastis. Banyak orang yang harus menghadapi kehilangan, kesulitan ekonomi, dan tantangan mental akibat pandemi ini.
Melalui tema yang diangkat dalam Songbird, film ini mengajak penonton untuk merenungkan dan mengingat kembali pengalaman-pengalaman sulit yang telah kita lalui bersama selama pandemi ini.
Meskipun mengingatkan kita pada masa-masa yang sulit, tema ini juga bisa menjadi pengingat akan kekuatan manusia untuk bertahan dan bersatu dalam menghadapi cobaan yang dihadapi bersama. Semoga film ini juga menjadi pengingat akan pentingnya solidaritas dan empati dalam menghadapi situasi yang sulit. (ret/hdl)