Jakarta (pilar.id) – Film The Eight Hundred dirilis pada tahun 2020. Film ini disutradarai oleh Guan Hu dan diproduksi di Tiongkok. Sebagai sebuah film dengan genre drama perang, film ini tak melulu berkisah perang dan pertaruangan di medan laga. Ada beberapa hal yang menyentuh, dan bisa jadi terasa menghidupkan The Eight Hundred.
The Eight Hundred mengambil latar belakang Perang Tiongkok-Jepang Kedua, tepatnya pada Pertempuran Shanghai tahun 1937. Ceritanya berfokus pada sebuah batalion berangootakan 800 orang dari Tentara Nasionalis Tiongkok yang terisolasi di dalam gedung Zhongshan di tengah serangan pasukan Jepang yang didukung oleh Nazi.
Sekadar informasi, pada tahun 1937, Jerman Nazi dan Jepang menandatangani Pakta Anti-Komintern, sebuah perjanjian yang bertujuan untuk melawan komunisme. Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Jerman Nazi memberikan bantuan militer kepada Jepang, termasuk pengiriman pesawat, tank, dan senjata lainnya.
Dalam film The Eight Hundred, bendera Nazi muncul di beberapa adegan yang menggambarkan kehadiran pasukan Jerman Nazi di Shanghai. Adegan-adegan tersebut antara lain saat pasukan Jerman Nazi membantu pasukan Jepang untuk membombardir Shanghai. Lalu saat pasukan Jerman Nazi membantu pasukan Jepang untuk menyerbu Shanghai.
Kehadiran bendera Nazi di film The Eight Hundred menimbulkan kontroversi di beberapa negara. Beberapa orang berpendapat bahwa kehadiran bendera tersebut tidak pantas karena Nazi merupakan simbol kejahatan dan kekejaman. Namun, pihak pembuat film berpendapat bahwa kehadiran bendera tersebut penting untuk menggambarkan konteks sejarah Pertempuran Shanghai.
Guan Hu, ada yang menyebut Hu Guan, menyebut jika kehadiran bendera Nazi di film The Eight Hundred justru ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Nazi adalah bagian dari Pertempuran Shanghai. Menegaskan pernyataan ini, produser film Zhang Yimou mengatakan, “Kami ingin mengingatkan dunia bahwa kejahatan Nazi tidak boleh dilupakan”.
Apapun, meski dikepung dan dalam kondisi yang sulit, batalion ini mempertahankan posisinya dengan gigih. Film ini menyoroti keberanian dan ketahanan para prajurit dalam menghadapi serangan musuh yang jauh lebih besar.
The Eight Hundred mendapatkan sambutan yang positif dan meraih beberapa penghargaan di dalam dan luar Tiongkok. Film ini juga menjadi film dengan pendapatan tertinggi di pasar Tiongkok pada tahun 2020.
Sayang, tanggapan terhadap film ini tidak sepenuhnya positif, dan ada beberapa kontroversi terkait interpretasi sejarahnya. Beberapa kritikus menyoroti bahwa film ini mungkin memberikan pandangan yang terlalu patriotik terhadap peristiwa sejarah tersebut.
Dampaknya, beberapa informasi dalam film jadi tidak akurat. Karena film sejarah, termasuk The Eight Hundred, sering dianggap kebablasan dalam mengambil kebebasan kreatif dan penggambaran peristiwa sejarah tertentu dan memilih untuk memberikan interpretasi yang lebih dramatis atau patrioter.
Beberapa kritik dan kontroversi yang muncul melibatkan penekanan pada elemen dramatis dalam cerita dan karakter, serta pengaturan beberapa adegan untuk keperluan naratif. Sebagai hasilnya, beberapa sejarawan dan penonton mungkin merasa bahwa film ini tidak sepenuhnya mencerminkan secara akurat kejadian sejarah yang sebenarnya.
Hal ini seharusnya tidak dianggap sebagai saran bahwa film ini tidak menyajikan kisah yang menarik atau berkualitas sebagai hiburan. Namun, untuk mengevaluasi peristiwa sejarah dengan akurat, seringkali disarankan untuk merujuk pada sumber-sumber sejarah primer dan sekunder yang dapat memberikan perspektif yang lebih lengkap dan mendalam.
Di IMDb bahkan ada yang menulis, pada sebuah adegan, ada jurnalis menyiapkan kameranya di depan gudang. Ada penampakan AFP (Agence France-Presse). Padahal perusahaan ini berdiri tujuh tahun kemudian, tepatnya 1944.
Zhang Yi dan Perhatian Dunia
Beberapa aktor utama dalam film ini antara lain Zhang Yi, Huang Xiaoming, Wang Qianyuan, Jiang Wu, Oho Ou, dan beberapa lainnya. Dalam The Eight Hundred (2020), Zhang Yi berperan sebagai Lao Suanpan, seorang perawat di Gudang Sihang.
Lao Suanpan adalah sosok yang tangguh dan berani, dan ia menjadi salah satu simbol dari semangat perlawanan rakyat Tiongkok dalam Pertempuran Shanghai.
Peran Zhang Yi dalam film The Eight Hundred sangat diakui oleh para kritikus dan penonton. Ia berhasil memerankan karakter Lao Suanpan dengan sangat baik, dan ia berhasil memberikan penampilan yang menyentuh dan emosional.
Beberapa media asing bahkan terang-terangan memuji penampilan Zhang Yi dalam film The Eight Hundred. Seperti The Hollywood Reporter, menulis, “”Zhang Yi memberikan penampilan yang luar biasa sebagai Lao Suanpan. Ia berhasil memerankan karakter tersebut dengan penuh emosi dan kekuatan”.
Sementara The New York Times berkomentar, “Zhang Yi adalah bintang film yang bersinar dalam film The Eight Hundred. Ia berhasil mencuri perhatian penonton dengan penampilannya yang penuh karisma dan kekuatan”.
Penampilan Zhang Yi dalam film The Eight Hundred berhasil membawanya meraih penghargaan sebagai Aktris Terbaik di Festival Film Tiongkok Internasional ke-28. (hdl)