Semarang (pilar.id) – Keterbatasan anggaran dalam menumbuhkan gemar membaca bagi masyarakatat tak menyurutkan Kota Semarang dalam memperbanyak akses literasi bagi masyarakat.
Kota Semarang kini punya banyak akses literasi atau bacaan yang bisa dinikmati oleh semua masyarakat. Ada Pojok Baca, perpustakaan keliling hingga literasi digital.
Selain itu, melalui aplikasi Si Booky masyarakat dapat mengakses lebih dari 1.500 buku digital berbagai kategori di samping adanya even Literafest.
Semua upaya akses literasi diciptakan Kota Semarang dengan menggandeng pihak eksternal sebagai CSR untuk menghadirkan banyak perpustakaan dan buku-buku.
“Akses informasi literasi bagi masyarakat kami menyediakan perpustakaan keliling untuk SD-SMP dan juga memperbanyak pojok-pojok baca di instansi pemerintahan maupun tempat umum seperti yang terbaru di Mall Pelayanan Publik yang berlokasi di Terminal Mangkang,” kata Hevearita Gunayanti Rahayu atau Mbak Ita Walikota Semarang.
Mbak Ita secara khusus menceritakan sukses story dari akses literasi dan mningkatkan minat baca di kota Semarang dihadapan rombongan Komisi X DPR RI Panja Peningkatan Literasi dan Tenaga Perpustakaan (PLTP) pada Kamis 6 April 2023 malam.
Tak hanya melakukan inovasi dalam menambah akses literasi, Mbak Ita sapaan akrab Wali kota juga mendorong digitalisasi dalam hal literasi.
“Pada peringatan HUT ke-476 Kota Semarang, kami juga mengajak masyarakat untuk menghibahkan buku untuk didistribusikan ke berbagai pojok baca yang ada di ruang publik,” katanya.
Sementara dalam upaya penguatan SDM dilakukan Mbak Ita dengan membuka penerimaan kebutuhan CPNS Pustakawan yang jumlahnya semakin meningkat di lingkungan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang.
Langkah-langkah ini harapannya dapat semakin membumikan budaya membaca di Kota Semarang.
“Keterbatasan APBD, kami sikapi dengan jalan mencari CSR dari perusahaan, BUMD maupun BUMN. Selain itu, kami juga mendorong sinergitas lintas dinas dalam mendorong literasi masyarakat,” ungkap mbak Ita.
Dirinya juga menitip pesan kepada rombongan komisi X DPR RI untuk dapat dibantu gedung perpustakaan yang tidak masuk APBN 2023 dan dirinya berharap semoga bisa dialokasikan pada APBN 2024.
Upaya inilah yang diapresiasi oleh salah seorang rombongan kunjungan kerja, Prof. Dr. Zainuddin Maliki, M.Si yang merasa terharu atas kreativitas dan upaya Pemkot dalam menghidupkan perpustakaan sebagai wujud kemauan dan kesungguhan mengajak masyarakat tertarik pada buku. Yakni dengan membuat ruang nyaman sehingga tertarik membaca di perpustakaan.
Apresiasi dari Joko Santoso, biro Perpustakaan Nasional yang juga menyatakan bahwa keterbatasan APBD di kota ini justru menghasilkan terobosan yang menginspirasi.
“Success story dari Kota Semarang dalam menggandeng CSR seperti dalam pembangunan microlibrary berbahan kayu, metaverse dan lainnya akan memperkaya sumber ilmu pengetahuan,” katanya. (Aam)