Padang (pilar.id) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang mencatat adanya peningkatan kasus tawuran yang melibatkan pelajar SMP. Total 88 orang terlibat dalam tawuran ini sepanjang periode Januari hingga Juni 2023.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Yopi Krislova, telah merinci data ini berdasarkan bulan. Pada bulan Januari, terdapat 36 orang terlibat tawuran, sementara pada bulan Februari tidak ada kasus yang tercatat. Pada bulan Maret, terdapat 39 orang, bulan April 3 orang, bulan Mei 2 orang, dan Juni 8 orang.
“Informasi ini diperoleh dari Polresta Padang. Beberapa pelaku tawuran sudah diproses dan dilakukan pembinaan,” kata Yopi pada hari Minggu (25/6/2026).
Kejadian tawuran ini terjadi di berbagai lokasi, antara lain di dekat Pusksesmas Pemancungan Kelurahan Pasa Gadang, Jalan Simpang Bypass Arai Pinang Batuang Taba, dan Jembatan Purus Rimbo Kaluang. Selain itu, juga terjadi di Jalan Raya Ampang, depan Masjid Nurul Iman, dekat lapangan bola Matador, Sarang Gagak Lubuk Lintah, dan beberapa lokasi lainnya.
Yopi mengungkapkan keprihatinannya mengenai meningkatnya kasus tawuran pelajar di Kota Padang. Oleh karena itu, ia meminta kerjasama dari semua pihak untuk mencegah tawuran dan perilaku negatif remaja.
Menurut Yopi, tawuran ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya kontrol diri, rivalitas antar sekolah, krisis identitas, pengaruh media, gengsi, lingkungan, dan beberapa faktor lainnya.
“Kami berharap agar para orangtua dapat lebih memperhatikan anak-anak mereka. Ini termasuk memeriksa tas anak, tidak memberikan kebebasan kepada anak untuk membawa kendaraan, serta selalu berkomunikasi dan berdialog dengan mereka. Kami berharap dengan perhatian bersama ini, kita dapat mencegah terjadinya tawuran dan perilaku negatif remaja,” harap Yopi. (usm/hdl)