Jakarta (pilar.id) – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf bertemu dengan Presiden Joko Widdo pada Jumat (24/3/2023).
Pertemuan antara Ketum PBNU dengan Presiden Jokowi tersebut berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta.
Ketum PBNU yang kerap disapa Gus Yahya ini mengaku sengaja bertemu dengan Presiden Jokowi untuk menyampaikan rencana strategis tindak lanjut dari peringatan satu abad NU.
“Keseluruhan kegiatan dalam rangka peringatan satu abad Nahdlatul Ulama sudah berhasil terlaksana dengan baik dan rencana-rencana untuk tindak lanjut karena semua kegiatan yang kami laksanakan dalam peringatan satu abad ini adalah titik tolak untuk berbagai inisiatif strategis ke depan,” terang Gus Yahya.
Salah satu program yang akan segera dikonsolidasikan adalah Gerakan Keluarga Maslahat.
Melalui gerakan ini, berbagai macam program NU nantinya akan diinisiasi dan dilakukan sejak dari tataran rumah tangga.
Peran keluarga ini dinilai penting oleh Gus Yahya karena merupakan unit sosial paling dasar.
“Semua agenda Nahdlatul Ulama apakah itu ekonomi, pendidikan, kesehatan, keagamaan dan lain sebagainya harus bisa diukur pada dampaknya terhadap keluarga-keluarga. Ini yang kita rancang ke depan, sudah kita siapkan semua elemen dan infrastrukturnya tinggal kita jalankan,” tambahnya.
Secara internasional, PBNU akan menindaklanjuti dua kegiatan internasional yaitu Religion 20 (R20) dan Muktamar Internasional dengan membentuk suatu rencana kegiatan secara berkala dan dalam jangka panjang.
“(Untuk) memperkuat, memperdalam gagasan-gagasan yang kemarin sudah muncul sebagai wacana di dalam forum-forum internasional tersebut,” imbuhnya.
Dalam waktu dekat, Yahya mengatakan bahwa pihaknya akan menyelenggarakan R20 di India yang didesain dengan penyelenggaraan di dua kota yaitu New Delhi dan Jakarta.
Selain itu, PBNU juga akan memanfaatkan keketuaan Indonesia pada KTT ASEAN untuk menyelenggarakan R20 ASEAN.
“Karena di Jakarta ini nanti waktunya berdekatan dengan forum ASEAN, tadi kami mohon izin kepada Bapak Presiden untuk ikut memanfaatkan leverage ASEAN ini dengan menamai kegiatan kami R20 ASEAN. Memang ini agak unik, R20 inisiasinya dulu dari G20, tapi sekarang kita selenggarakan dalam frame ASEAN, Bapak Presiden setuju,” kata Yahya. (fat)