Surabaya (pilar.id) – Emil Elestianto Dardak, juru bicara Gibran Rakabuming Raka yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, mengungkap sejumlah fakta terkait isu ijazah palsu.
Emil menjelaskan bahwa dirinya merasa prihatin atas tuduhan tersebut dan menekankan bahwa pembelaannya terhadap Gibran bukan semata karena ditunjuk sebagai juru bicara. Menurutnya, alasan utama adalah karena dirinya juga pernah menjalani proses pendidikan serupa dengan yang dijalani oleh Gibran.
“Saya sebagai seseorang yang kisahnya sama, bahwa Mas Gibran itu ambil program O level di Singapura, saya juga dulu ambil O level di Singapura. Mas Gibran sekolah di private college, sebuah perguruan tinggi yang menjalankan program gelar bekerja sama dengan universitas dari Inggris atau Australia,” ujar Emil pada Senin (20/11/2023).
Lebih lanjut, Emil menjelaskan bahwa pada proses pendidikan tersebut, Gibran mengambil program dengan University of Bradford Inggris melalui MDIS (Management Development Institute of Singapore). Sementara itu, dirinya mengambil program dengan University of Wales melalui perguruan tinggi Indonesia, Universitas Indonusa Esa Unggul.
Emil juga menyatakan bahwa sudah banyak penjelasan terkait alur pendidikan yang ditempuh oleh Gibran dan dirinya. Hal ini termasuk pengakuan kesetaraan ijazah dari DIKTI yang menjadi dasar pendidikan yang ditempuh.
“Atas dasar kesamaan tersebut, saya bisa memahami, mungkin bagi sebagian pihak mereka bertanya-tanya sebenarnya seperti apa? Alhamdulillah sudah banyak penjelasan, termasuk pengakuan kesetaraan ijazah dari DIKTI,” tambah Emil.
Isu mengenai ijazah palsu Gibran muncul pertama kali di media sosial, dengan akun @DokterTifa yang melontarkan tudingan tersebut beberapa hari yang lalu. Akun tersebut menyebut bahwa Gibran memiliki ijazah palsu dari program Insearch di University of Technology Sydney (UTS), Australia, dan disebut tidak berkuliah di UTS, hanya kursus setara SMK. (hdl)