Jakarta (pilar.id) – Ancaman gagal panen sedang membayangi para petani di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasalnya, ada sekitar 11 hektar sawah yang ditanami bawang merah sedang diserang hama ulat.
Ulat-ulat tersebut menyerang daun bawang merah sehingga meningkatkan potensi gagal panen di Desa Srikayangan tersebut. Demi melakukan langkah pencegahan para petani bekerja sama dengan Dinas Pertanian menyiapkan beberapa langkah penanganan.
Para petani memasang likat kuning untuk memerangkap kupu-kupu sehingga tidak bisa kawin dan bertelur. Langkah tersebut, diiringi dengan pemberian agensia hayati atau kimia sistemik.
“Luas serangan hama ulat 11 hektare dengan intensitas serangan sembilan persen atau serangan ringan,” kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Juliwati di Kulon Progo, Minggu (18/9/2022).
Ia mengatakan pihaknya juga merekomendasikan langkah antisipasi dan pengendalian, mulai dari sanitasi lingkungan, pemupukan berimbang.
Kemudian, apabila memungkinkan dan luasan, populasi masih rendah, ulat yang berada di bagian dalam batang bisa diambil secara manual dengan hati-hati.
Selanjutnya, penyemprotan dengan APH Beauveria bassiana dan Virus Se-NPV (Spodoptera exigua-Nuclear Polyhedrosis Virus), pemasangan likat kuning dan sek feromon untuk mengendalikan serangga di lapang.
“Pengendalian secara biologis dapat menggunakan insektisida yang memiliki bahan aktif bacillus thuringensis dan pemasangan lampu perangkap/light trap secara serentak dalam satu hamparan,” katanya.
Berdasarkan data tanaman bawang merah Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, tanaman bawang merah seluas 360 hektare, yang tersebar di Desa Sukoreno 60 hektare, Tuksono tujuh hektare, Srikayangan 233 hektare dan Demangrejo 60 hektare.
Sementara itu, Anggota Kelompok Tani Makmur Sriyangan Tumiran mengatakan saat ini, umur tanaman bawang merahnya 42 hari. Dirinya menanam bawang merah seluas 3.300 meter. Ia berharap serangan hama ini tidak semakin parah.
“Kami berupaya serangan hama ulat ini bisa diatasi. Modal untuk masa tanam tahun ini sangat besar,” katanya.
Tumiran mengatakan harga benih bawang merah Rp100 ribu per kilogram. Untuk lahan 3.300 meter, dirinya harus mengeluarkan Rp30 juta, khusus untuk benih. Modal ini belum termasuk untuk biaya pupuk dan olah tanah, dan membeli bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp20 juta.
Untuk itu, dirinya dan anggota Kelompok Tani Makmur berupaya mengatasi serangan hama ulat ini.
“Setiap malam dari 01.00 WIB sampai jam 05.00 WIB, kami melakukan penyiraman tanaman bawang merah. Pada malam hari, ulat bertelur dan keluar dari dalam daun, sehingga harus disiram air,” katanya. (fat)