Cianjur (pilar.id) – Ucu Susanti tersenyum senang. Perempuan 32 tahun, warga Kampung Kedung Girang, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jabar itu akhirnya menerima hunian sementara, bantuan donatur YDSF.
Sebelumnya, selama satu bulan pascagempa di Cianjur, ibu satu anak ini harus tidur di tenda darurat bersama ratusan kepala keluarga yang lain.
Saat gempa terjadi, ia dan anaknya yang baru berumur satu tahun sempat terjebak reruntuhan. Beruntung, mereka masih bisa diselamatkan kemudian memperoleh perawatan selama lebih dari sepekan di rumah sakit. Dan hari ini, Kamis (5/1/2023), Ucu bersama 49 kepala keluarga lainnya menyambut gembira saat menerima huntara.
Penyerahan bantuan itu dilakukan secara simbolis oleh Direktur Pelaksana YDSF Jauhari Sani kepada Kepala Desa Sukamanah Indra Surya Permana, di hadapan Camat Cugenang dan para penerima.
Saat menerima bantuan untuk warganya itu, Indra menyampaikan terima kasih atas bantuan dari relawan dan donatur YDSF.
“Mulai tanggap darurat, hingga saat ini. Huntara ini sangat membantu warga kami untuk bangkit dari bencana ini,” kata Kades Sukamanah Indra.
Dikatakan Indra, di Kampung Kedung Girang, ada 139 kepala keluarga atau sekitar 400 jiwa yang rumahnya rusak ringan. Sebagian lagi dalam kondisi rusak sedang dan =berat.
“Sebagian besar masih bertahan di tenda-tenda pengungsian yang tersebar di beberapa wilayah Desa Sukamanah,” ungkapnya.
Ia pun mengaku apa yang dilakukan relawan di desanya sangat membantu. Karena hingga saat ini para relawan masih membersihkan rumah-rumah yang rata dengan tanah.
Menanggapi hal ini, Camat Cugenang Komariah mengatakan, meski bantuan dari pemerintah untuk perbaikan rumah-rumah yang rusak belum cair sepenuhnya, bantuan huntara dari YDSF itu sangat membantu warganya.
“Apalagi saat ini kondisi hujan dan dan dingin di tenda pengungsian,” katanya. “Terima kasih Laznas YDSF atas kepedulian dan bantuannya selama ini. Doakan kami segera bangkit dari musibah ini,” imbuh Komariah.
Bantuan huntara yang diberikan, dijelaskan Direktur Pelaksana YDSF Jauhari Sani, dibangun hasil donasi para donatur YDSF dengan ukuran 4×3 meter, berdinding bambu dengan atap terpal. Diharapkan bertahan tujuh hingga sembilan bulan ke depan.
“Program Huntara ini merupakan program berkelanjutan, di samping nanti selama recovery juga ada bantuan lainnya seperti perbaikan sekolah dan masjid. Satu kawasan Huntara ini kami namakan Kampung Harmoni YDSF,” katanya. (hdl)